13. Bukan Dia?

316 230 330
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lihat kelakuan Melvan di akhir cerita. Apakah bikin baper or geleng-geleng kepala?

... ✿°•∘ɷ∘•°✿ ...

Seorang gadis cantik berjalan sambil melompat-lompat kecil. Sesekali menari-nari dan bersenandung. Udara sore sangat segar sehingga membuat gadis itu ceria.

Ia berjalan sendirian menuju bukit Holbung dengan hati riang. Beberapa burung seperti sedang mengikutinya.

Lalala ... lala ... hmm ... hmm ....

Gadis itu bersenandung ringan sembari melompat-lompat kecil. Kupu-kupu kecil nan indah terbang di hadapan gadis itu. Seolah-olah ingin menyapanya.

"Hai, kupu-kupu yang manis," sapa Clara kepada kupu-kupu itu.

Gadis itu kemudian berjalan dengan senyumannya yang manis. Ia sesekali melambai-lambaikan tangannya menyapa pada setiap hewan yang ia temui.

Sangat ramah sekali bukan?

Ia tiba di tempat yang biasanya disinggahi Jessica untuk duduk. Betapa kagetnya Clara, ia melihat beberapa batu yang sepertinya sengaja disusun oleh manusia.

Clara mengamati beberapa batu yang tersusun seperti tulisan itu. "Hai, boleh kenalan?" Clara membacanya.

"Siapa, ya? Apa batu ini buat gue?" pikirnya.

Sore ini sudah pukul 17:45, cowok yang bernama Xavier itu berlari menuju bukit Holbung. Ia tidak sabar ingin berkenalan dengan gadis senja itu.

Napasnya ngos-ngosan, rumah cowok itu lumayan jauh dari bukit. Yang menjadi pertanyaannya adalah, mengapa ia tidak naik sepeda atau motor saja?

Xavier berlari selama kurang lebih 5 menit. Bisa dibayangkan betapa lelahnya ia berlari.

Cowok itu telah tiba, seperti biasa, ia bersembunyi di balik pohon agar gadis itu tidak tahu.

"Hah? Dia beneran dateng!" Xavier mendesah berat. Ia duduk sebentar sembari mengatur napasnya.

Xavier masih mengamati Clara dari jauh, ia mengira dia adalah Jessica. Karena dari samping memang wajah mereka terlihat sama.

Clara duduk di samping batu itu sambil memandangi langit yang hampir gelap. Sesekali ia menoleh ke sana kemari untuk mencari tahu siapa yang menyusun batu-batu ini.

Gadis SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang