... ✿°•∘ɷ∘•°✿ ...Setetes demi setetes air jatuh dari rambut lebat yang ia basahi barusan. Ia menyisir rambutnya dengan jemari. Kemudian, ia mengambil sebuah sepeda gunung yang ada di gudang.
Ia kayuh sepeda itu dengan kecepatan sedang, sambil sesekali bersiul. Ia pergi menuju bukit Holbung, untuk menemui gadis itu.
Dari kejauhan, nampak ada satu orang gadis yang duduk di atas rerumputan itu. Siapa lagi kalo bukan Clara. Clara duduk dengan menselonjorkan kedua kakinya.
"Hai?" sapa Xavier sambil menenteng sepeda dan memarkirkannya.
"Eh, hai!" balas Clara disertai dengan senyuman.
Xavier duduk disebelah Clara. "Jessica mana?" tanya Xavier.
Clara sudah tahu bahwa cowok itu akan menanyakan Naura. "Dia nggak datang."
Mendengar jawaban Clara barusan, Xavier diam dan tak merespon. Kemudian Clara memandangi wajah tampan itu dari samping.
Clara bertanya, "Siapa namamu?"
"Emang Jessica nggak ngasih tahu nama, gue?" Xavier bertanya balik.
Clara menggeleng pelan dan kembali berucap, "Siapa namamu?"
"Xavier."
Clara menganggukkan kepalanya. Ia menekuk kedua lututnya dan pandangan matanya lurus ke depan. Ia bertanya lagi, "Kenapa lo nyariin, Jessica?"
Xavier menoleh cepat. "Kenapa nanya gitu?"
Clara menjawab dengan pandangan mata yang melihat kemana-mana. "Cuma pengen tahu, masa nggak boleh?"
"Oh. Gue nyariin dia karena nyokap gue kangen." Xavier sedikit berbohong, hanya sedikit.
"Emang Jessica siapanya nyokap, lo?" Clara bertanya lagi.
"Ngapain sih nanya-nanya gitu? Nggak semua orang nyaman ditanyain kayak gitu," cicit Xavier.
Clara sedikit kaget mendengar jawaban Xavier. Kemudian ia mengunci bibirnya rapat-rapat bagaikan kertas yang diberi lem.
Xavier membuka suara. "Besok, suruh dia dateng ke rumah gue. Nyokap gue pengen ketemu dia."
"Rumah lo di mana?" tanya Clara.
"Deket bukit ini, lo cari aja Gang Fylee. Terus, cari aja rumah kayu. Di Gang itu, cuma rumah gue yang terbuat dari kayu," jawab Xavier.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Senja
Teen FictionJessica Latasha Mauren. Seorang gadis yang menyukai senja semenjak ditinggal ibunya. Setiap sore ia berkunjung ke bukit demi menikmati indahnya senja. Namun di satu sisi, ia juga butuh penyemangat dalam hidupnya. Gadis cantik yang memiliki sifat cu...