50. Harus Memilih Siapa?

104 48 76
                                    

 ✿°•∘ɷ∘•°✿

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

... ✿°•∘ɷ∘•°✿ ...

Sebelum pulang, Jessica berterima kasih kepada Xavier karena sudah mau menemaninya pergi ke mal. Ia juga membawakan beberapa makanan untuk Xavier dan Tante Rika.

"Serius sebanyak ini?" Xavier kaget karena tote bag itu lumayan besar dan berat.

"Nggak apa-apa. Sebagai ucapan terima kasih gue karena lo udah mau nemenin. Titip salam buat Tante, ya!" Jessica tersenyum kecil.

Xavier mengangguk. "Kapan mampir ke sana lagi? Ibu kangen lo."

"Nanti kalo nggak sibuk gue ke sana," jawab Jessica.

Setelah itu pun Xavier pamit untuk pulang. Jessica mengamati figur tubuh Xavier sampai hilang dari pandangan.

Sebelum berjalan menuju kamar, gadis itu mengambil air putih terlebih dahulu untuk dibawa. Tibalah ia di kamarnya yang begitu nyaman. Jessica pun meminum air putih lalu meletakkannya di meja.

"Cewek itu siapa?" tanyanya pada diri sendiri.

Karena terus kepikiran jadi membuatnya tidak nafsu makan. Huh ... ini benar-benar menyebalkan!

•───────•°•❀•°•───────•

Sepulang dari pertemuan tadi, Melvan langsung ke kamar tanpa berbicara sepatah kata pun. Ia tidak suka dengan perjodohan ini.

"Ayah, kenapa Melvan wajahnya murung?" tanya Clea kepada Gio.

"Nggak tahu, tanya aja sama Melvan. Ayah mau tidur." Gio pun pergi ke kamarnya.

Clea ke atas untuk menemui Melvan. Ia merasa anaknya sedang sedih karena pertemuan tadi. Clea mengetuk pintu kemudian membukanya.

"Abang ...," panggil Clea.

Namun, Melvan tidak menjawab sapaan ibunya. Clea pun menghampiri Melvan yang sedang duduk merenung di atas ranjang.

"Abang kenapa? Cerita sama Bunda," ujar Clea.

Melvan mengadu, "Abang nggak suka dijodohin, Bunda. Abang nggak mau!"

"Bunda ngerti. Tapi Bunda nggak berani bantah ayah. Maafin Bunda ...," lirih Clea.

Melvan mengacak rambutnya sendiri, seperti sedang depresi. Ia bingung, bagaimana cara menolak perjodohan itu. Belum lagi menjelaskannya pada Jessica. Oh, ini sungguh sangat menyebalkan!

"Abang udah punya pilihan sendiri, Bunda. Abang sukanya Jessica, bukan Vera!" Melvan memasang wajah cemberut.

Clea mengusap rambut Melvan dengan lembut. "Coba ngomong baik-baik sama Ayah."

Gadis SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang