49. Perjodohan yang Dipaksa

80 49 75
                                    

"Jika takdir yang mempertemukan kita, maka takdir juga yang akan memisahkan kita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jika takdir yang mempertemukan kita, maka takdir juga yang akan memisahkan kita."

... ✿°•∘ɷ∘•°✿ ...

Sore hari sekitar pukul 4, Vera pulang dan langsung duduk di kursi panjang. Ia melemparkan tasnya ke sembarang tempat. Ia juga tidak langsung mandi dan melepas sepatu.

Vella yang melihat tingkah anak gadisnya itu malu sendiri. Entah kenapa dia jadi seenaknya saja. Apakah ini akibat terus-terusan dimanja oleh suaminya?

"Vera. Lepas sepatu dan juga kaos kakimu dulu. Pulang kuliah itu harusnya mandi, bukan malah rebahan di sofa!" Vella mengomel.

Akan tetapi, omelan Vella diabaikan begitu saja. Justru setelah mendengar ocehan ibunya, gadis itu malah mengambil headphone yang ada di meja dan memakainya untuk menutupi telinga.

Vella yang melihat itu langsung geram. "VERA!"

Vella dengan kasar melepaskan headphone itu dari kepala anaknya.

"Mami kenapa, sih? Papi aja nggak pernah marahin Vera. Kenapa akhir-akhir ini Mami sering marah-marah?" kesal Vera.

"ITU KARENA PAPI TERLALU MANJAIN KAMU!" Vella naik pitam.

"Mami berisik!"

Setelah mengatakan itu, Vera langsung pergi ke kamarnya dan mengunci pintu. Ia merasa terganggu oleh ocehan ibunya sendiri.

Tak lama kemudian, Wendell datang lalu mengetuk pintu Vera. "Sayang, keluar sebentar. Papi mau bicara hal serius."

"Nggak mau! Vera mau di sini!" tolak Vera.

"Ya sudah, izinkan Papi masuk," tutur Wendell dengan lembut.

Pintu pun terbuka. Wendell masuk ke kamar yang bernuansa coklat. Ia duduk di tepi kasur, memandangi Vera yang sedang bercermin.

"Sini duduk. Papi mau bicara sama kamu," ajak Wendell.

Vera pun menuruti perkataan sang ayah. Ia duduk di samping Wendell sambil menyisir rambutnya.

"Nanti malem dandan yang cantik, ya? Papi mau ngenalin kamu sama seseorang," ujar Wendell disertai dengan senyuman.

mata Vera membelalak. "Papi serius? Siapa orangnya?"

"Rahasia," lirih Wendell. Kemudian Pria itu langsung pergi begitu saja.

Dia membuat Vera penasaran sekali dengan pembicaraan barusan. Tanpa pikir panjang, Vera pun mencari pakaian yang cantik untuk nanti dia pakai.

Gadis SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang