31

1.8K 147 2
                                    

"seperti dulu kak ve, zee tidak bisa dibentak kalau itu terjadi dia akan melukai dirinya sendiri dan aku sarankan kak ve bawa zee ke rumah sakit buat cek imun tubuhnya aku liat tubuh zee sangat lemah kak" ucap rona

Ve mendengar perkataan rona terdiam sambil mengusap kepala anaknya yang sedang bermain.

"iya rona nanti kakak ke rumah sakit, makasih yah buat semuanya" ucap ve tersenyum

"iya kak ve, ingat pesan aku ya kak yaudah kalo gitu aku pamit dulu" ucap rona berdiri

"dek salim ate rona sayang" ucap ve

Zee menyalami rona dengan satu tangan memegang mainan membuat rona gemas.

"ate pulang dulu ya sayang nanti ketemu lagi" ucap rona tersenyum.

"iyaa ate hati-hati yahh" ucap zee tersenyum

Graciapun ikut menyalimi rona.

"hati-hati tan" ucap gracia

"iya gre.. Jagain adek nya" ucap rona lalu pamit pulang.

"siap" ucap gracia ve terkekeh lalu mereka masuk kekamar kembali.

"dedek mau apa" tanya ve

"papah mana" tanya zee mendongak menatap ve dan gracia

"papah kerja sayang sebentar lagi pulang, dedek mandi yuk udah sore" ucap ve menggendong zee.

"mah gre mandi juga ya bye" ucap gracia lalu keluar dari kamar adiknya menuju kamarnya.

Bugh

Gracia menutup pintunya sedikit kencang, dia berjalan ke arah kasur lalu menjatuhkan dirinya disana.

"hufhh capek banget aku.. Pusing lagi " gumam gracia sambil memijat kepalanya

"kangen bunda sama papah" ucapnya lirih

Gracia melamun menatap langit-langit kamarnya, tak terasa airmatanya sudah mengalir deras, entah apa yang dipikirkannya.

Gracia menutup matanya, berfikir kenapa hidupnya berat, tanpa sosok orangtua kandung didekatnya, apa dia pembawa sial, gracia berfikir karena dialah orangtuanya tiada.

"aarrghh " teriak gracia memukul kasur untung saja kamarnya itu kedap suara.

Namun siapa sangka, kinal yang sudah sampai berpikir untuk kekamar anak sulungnya mendengar teriakkan gracia.

Ve yang baru keluar kamar heran menatap wajah suaminya yang khawatir dan panik, sambil menggendong zee dia berjalan mendekati sang suami.

"ada apa" tanya ve

Kinal menatap ve dengan tatapan khawatir.

"gracia mah" ucap kinal tanpa menunggu lama kinal membuka pintu kamar gracia, mereka melihat gracia berbaring menatap langit-langit kamar dengan mata yang sudah sembab.

Kinal langsung membawa gracia kepelukannya, dia tidak tau apa yang terjadi namun perasaannya dari pertama datang memang tidak enak kepada gracia.

"kenapa nak" tanya kinal lembut memeluk erat gracia mencium kepala anaknya itu.

Ve dia mengusap pundak gracia yang bergetar.

"sayang mamah kenapa hm? Cici" panggil ve namun gracia hanya menangis.

Kinal masih dengan posisi awal lalu melepaskan pelukkannya membawa wajah gracia agar menatapnya.

"sini liat papah, kenapa cici kenapa hm? Ada yang cici rasain" tanya kinal lembut

Gracia hanya menangis menggelengkan kepalanya.

"hiks..hiks..papah hiks.." gracia langsung memeluk kinal kembali namun sangat erat

Ve dan kinal bertatapan, sekarang mereka paham apa yang membuat anak itu menangis.

"sini-sini kita duduk yang benar" ucap kinal menyandarkan tubuhnya di sandaran kasur dengan ve disampingnya, gracia di pangkuannya.

"masih mau nangis? Atau mau cerita" ucap kinal saat gracia melepaskan pelukkannya.

Gracia menggelengkan kepalanya sambil menunduk.

"boleh papah bicara" tanya kinal sambil menangkup kedua pipi gracia.

Gracia mengangguk.

"cici kangen bunda sama papah yah? Gpp cici kangen itu wajar berarti cici masih ingat orang tua cici.. Papah sama mamah disini sebagai orangtua angkat cici gak masalah kalo cici kangen sama bunda dan papah.." ucap kinal

"mau kerumah bunda papah gak besok hm? " tanya ve menimbrung sambil setia mengusap rambut gracia sebelahnya lagi mengusap pundak zee yang tertidur di pangkuannya.

Gracia menatap ve

"boleh? Gre kangen mereka hiks..hiks..apa mereka meninggal karna gre hiks.." tanya gracia

"noo sayang..hei dengar mamah" ucap ve tak terima perkataan anak sulungnya itu.

"mereka pergi itu sudah takdir tuhan, tuhan sudah merencanakan itu semua dari awal..cici jangan pernah menyalahkan diri cici sendiri okey? Itu bukan salah cici sayang" ucap ve mengusap pipi gracia.

Gracia mengangguk lalu bersandar didada kinal.

"kepala ge pusing mamah" ucap gracia sambil menutup mata.

Kinal memeluk anaknya, dia merasakan badan gracia hangat.

"cici demam nih kayaknya" ucap kinal membuat ve khawatir.

"mau kedokter" tanya kinal

Ve mrnatap gracia yang mungkin sudah tidur.

"disini aja pah, dikompres aja suruh bibi ambil coolfever di laci dekat kulkas" ucap ve

Kinal dengan perlahan membaringkan gracia di sebelah zee

"eunghh bundaa, bundaa"

Gracia ngigau membuat ve semakin khawatir.

"papah kebawa dulu ya ambil coolfevernya" ucap kinal lalu keluar kamar.

Ve memeluk kedua anaknya.

"mamah sayang banget sama kalian berdua" ucap ve mengusap kedua kepala anaknya

Cklek

"nih mah " ucap kinal memberikan coolfever kepada ve, ve pun memasangkannya kekening gracia.

"eunghh"

"syuu syuuu bobo lagi sayang" ucap ve sambil mengusap kening anaknya.

Kinal merebahkan dirinya di sebelah gracia, dan reflek gracia memeluk tubuhnya.

Ve tersenyum

"kayaknya cici lagi nempel sama kamu deh pah, haha lucu" ucap ve tertawa membuat kinal ikut tertawa.

"biarin aja..haha dia berarti sayang sama aku" ucap kinal sambil membalas pelukkan gracia

aku akan menjagamu selalu  ( Grezee) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang