02. Fucking Guy

10.6K 499 7
                                    

Parah banget sih kalo gak vote, padahal tinggal pencet😏

***
Gerakan Gempa yang tengah memindahkan barang-barangnya dari koper ke lemari terhenti tatkala sebuah kotak menarik perhatiannya. Kotak kecil berwarna hitam itu menjadi tanda tanya karena Gempa tak merasa memasukkan kotak ini ke koper. Sepertinya ini ulah ibunya yang menganggap kotak ini penting, sebab ditaruh di tempat tersembunyi oleh Gempa ketika di rumahnya dulu. Entah bagaimana ceritanya Lucy menemukan kotak ini.

Sebuah benda kecil berwarna hitam yang berfungsi merekam di tempat tersembunyi, dia temukan di kotak itu. Gempa lupa, kapan dia membeli benda ini? Sepertinya enam bulan lalu, waktu dia ditugaskan oleh pamannya ke Korea Selatan. Mendengar fungsi kamera ini, tanpa pikir panjang Gempa membelinya karena tertarik.

Benda itu berpindah tempat ke tangannya, sementara kepalanya berpikir akan ia gunakan untuk apa benda ini agar tidak sia-sia kehadirannya? Hingga di detik selanjutnya dia teringat pada sepupunya yang sudah membuat dia tertarik walau baru bertemu.

"I can use this to record her. It's lucky that I can see her naked." Tawa bak iblis terdengar menguasai keheningan di kamarnya.

Silahkan katakan Gempa idiot, mesum, bajingan, badebah, berengsek, iblis. Karena memang begitu kenyataannya. Bahkan Lucifer saja insecure melihat kejahatannya. Bisa saja hantu di pojokan kamar mengernyit ngeri begitu mendengar niat jahatnya. Tidak seperti penampilannya yang terkesan good boy suci tanpa ada sentuhan kotor sedikit pun. Namun, siapa yang tahu bahwa Gempa termasuk dalam jajaran laki-laki berotak selangkangan.

Baru melihat sepupunya yang memakai kolor pendek saja otaknya sudah liar— berpikir kemana-mana. Orang gila mana memiliki pemikiran kotor pada perempuan yang baru ditemui, kalau bukan Gempa Satya Nagara? Kalau saja Gempi mengetahui isi kepalanya, tak akan segan gadis itu memukul kepalanya sampai geger otak, kalau bisa sampai amnesia.

Berhubung penghuni rumah saat ini hanya dia, Gempa jadikan itu kesempatan untuk menaruh dua benda kecil ini di kamar dan kamar mandi Gempi. Tanpa ragu atau bahkan was-was karena bisa saja Gempi pulang atau Nara— dia membuka pintu kamar Gempi. Posisi kamarnya dan kamar Gempi yang berdekatan menguntungkan dia di saat-saat seperti ini.

Salah satu molka dia taruh di pot bunga yang berada di samping meja rias, setelah beres dengan urusan pertama, Gempa ke kamar mandi untuk menaruh molka sisanya. Melihat ada space yang sangat cocok untuk melihat tubuh tanpa balutan pakaian Gempi di rak penyimpanan sabun dan kawan-kawannya, pun Gempa taruh di sana.

Kepalanya sudah merekayasa bagaimana dia bisa menikmati tubuh telanjang sepupunya melalui kamera kecil ini.

Ah, baru dia bayangkan saja benda di selangkangannya sudah tegak. Kemudian tangannya dia bawa guna menyentuh miliknya yang memaksa ingin keluar dari sarangnya. Hanya karena molka yang akan menayangkan tubuh telanjang Gempi gairahnya terpantik ingin segera dituntaskan.

"Fuck! Gempi, ahhh ... I want to fucking enter you, until it hits your womb and shoot out my sperm." Seraya tangan memainkan bendanya yang masih dalam sarang, kepala Gempa memutar imajinasi— bendanya memasuki lubang surgawi Gempi.

Tak tahan lagi akan bayangan-bayangan sialan yang kian menyiksanya, Gempa putuskan keluar dan menuntaskan di kamar mandinya.

Biar lah sekarang dia tuntaskan sendiri. Nanti jika waktunya tiba, tak akan ia biarkan adik kesayangannya terus menderita seperti ini.

***

"Gempa, lo udah siap belum?"

Ini hari pertama Gempa masuk kuliah. Terlalu cepat memang, mengingat baru kemarin dia tiba di Indonesia. Salahkan pamannya yang sudah lebih dulu mengurus hal-hal yang ia perlukan sebelum dia memutuskan untuk tinggal di sini, jadilah dia tak bisa mengenal terlebih dulu dan beradaptasi di tempat barunya.

The Predator's ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang