06. Pretend to Have a Stomach Ache

7.3K 365 104
                                    

Tembus 300 vote 100 komen lusa aku double up

***

Rajaksha Zeydan Agnibrata.

Begitulah nama yang lelaki berkulit sawo matang itu sebutkan sebagai perkenalan. Lelaki itu juga mengatakan bahwa mereka satu kelas yang tak Gempa sadari kehadirannya. Jelas dia tak sadar karena selama di kelas pikirannya melalang-buana memikirkan sang sepupu.

Zeydan, nama itu yang dipilih sebagai panggilan, laki-laki pemilik alis nyambung ini juga memperkenalkan Gempa pada teman-temannya. Dan mereka menerima Gempa dengan senang hati, tak peduli penampilan Gempa yang jomplang.

"Jadi bener lo sepupu Gempi?" Sky bertanya, mematrikan pandangan pada Gempa, dia juga menumpu lengannya di lutut yang ditekuk.

Kepala Gempa bergerak ke atas dan bawah. Enggan menggunakan mulut untuk menjawab.

"Pantesan mirip banget." Adalah Damian yang menyahut. Matanya menelisik penampilan Gempa yang menarik baginya. Badan besar, tinggi melebihi tinggi Zeydan yang notabenenya cowok tertinggi di fakultas mereka, lengan berkulit putih itu pula memiliki otot yang membuatnya iri.

"Cowok ganteng kalo pake kacamata, bukannya keliatan geek, malah makin ganteng. Anying! Coba kalo gue pake kacamata." kekeh Sky, merasa tertarik pada wajah Gempa yang terlihat berkharisma dengan kacamatanya.

"Kayaknya salah lo, Zey, ngajak Gempa temenan sama kita. Yang ada nih anak naksir sama dia." Damian menunjuk Sky, yang langsung ditendang kakinya oleh sang empu.

"Bangsat lo! Gue masih suka lubang!"

Damian merangkul Gempa dengan mata melirik jenaka Sky. "Gempa, kalo Sky udah rayu-rayu lo, lapor aja. Dia agak belok soalnya."

"Punya gue tegak lurus kalo liat cewek bohay!"

"Jangan kotorin otak suci Gempa, Nyet!" Zeydan melempar kulit kuaci tepat di kepala Sky.

Suci? Gempa tertawa di hati. Jadi begini rasanya berpenampilan bak laki-laki baik? Selalu dianggap suci, padahal di suhu di atas suhu perselangkangan. Lagipula, orang suci mana menaruh obsesi pada sepupunya sekaligus ingin menidurinya?

Damian menggeliatkan leher terkejut ke arah Gempa. "Bener otak lo masih suci? Kalo iya, dengan sukarela gue kotorin."

"Anying! Dikasih tau malah makin digas!" Zeydan berucap diselingi tawa.

"Nanti malem kita mabora di Lunar Paradise, yok! Sekalian cari cewek-cewek bohay!" Sky berseru dengan binar mata terpancar. Senang terselip karena mendapat partner baru untuk ia ajak ke jalan tak benar.

Rangkulan Damian di leher Gempa, digerakkan oleh pemiliknya. "Mau 'kan lo? Harus mau, dong. Rugi, Cok, kalo kagak ikut!"

Orang lain akan berspekulasi bahwa Gempa salah tempat untuk bergaul, sebab tiga orang ini sering kali melakukan hal-hal diluar norma. Namun, bagi Gempa sendiri yang bahkan lebih buruk dari mereka, tidak merasa demikian.

"Jangan, Nyet! Yang ada lo dijadiin supir sama mereka! Mending lo di rumah aja, ngapelin sepupu." Ucapan Zayden seratus persen Gempa setujui.

"Terus lo juga kagak ikut? Mau ngapelin mantan?" Tawa Sky membahana usai wajah pias Zeydan terpampang. Jelas sekali dia tersinggung akan ucapannya.

Manusia berstatuskan mantan, tak akan mungkin bisa ia dekati lagi, apalagi jika mengingat kesalahannya yang terbilang fatal.

"Bangsat! Gue dapetin si Keyyara lagi, gue tendang lo ke Baghdad!" seru Zeydan sebelum dia menempeleng kepala Sky yang masih tertawa— lebih tepatnya menertawakan nasibnya.

The Predator's ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang