Vote doeloe sengkuh
***
Keheningan menyapa disepanjang malam, istirahatkan tubuh dua insan yang tengah menyelami mimpi di ruang keluarga. Salah satu dari mereka bulu matanya bergerak-gerak menandakan kesadaran telah bangkit. Lelaki berkacamata itu pun membuka kacamatanya, disusul softlens yang masih ia kenakan, kini mata hijau alaminya terlihat jelas tanpa penutup apapun.
Selimut yang membungkus setengah tubuhnya dijauhkan, sedangkan dua tungkai kaki jenjangnya ia turunkan hingga dinginnya lantai marmer menyetrum telapak kaki. Meringis sesaat sebelum ia mensejajarkan diri di samping Gempi yang tak terusik sedikit pun atas pergerakan darinya.
Wajah lelap Gempi ia perhatikan lamat-lamat. Gadis pemilik kulit kuning langsat ini terlihat jauh lebih cantik ketika tidur. Pahatan Tuhan paling sempurna jatuh ke Gempi Loreana Rosellind bagi Gempa. Tulang hidung mungil disertai ujung hidung yang mancung membuat Gempa ingin mencubitnya, kelopak mata yang kini terpejam itupun tak luput dari ketertarikan Gempa. Mata itulah yang tadi menyorot khawatir padanya, dan ... bibir, itu adalah satu-satunya aset yang selalu mencuri perhatian Gempa tiap saat perempuan ini berbicara, tak jarang dia berpikir untuk mencecap rasa dari bibir gadis tak tegaan ini.
Jari-jari besarnya menyusuri tiap permukaan wajah sang dara, binar kagum terpatri di kedua matanya. Begitu Gempa memuja gadis tomboi yang sialnya selalu mengundang hasratnya ini. Tak hanya miliki keelokan di wajah, Gempi juga memiliki keelokan hati yang selalu getarkan hati Gempa untuk segera memilikinya.
Pun akhirnya Gempa puas mengagumi gadis pemilik jiwa lelaki ini, dia selipkan tangan kiri di ceruk leher Gempi, sedang tangan sebelahnya terselip di lutut Gempi dan membawanya ke kamar si gadis yang masih lelap.
Setiap anak tangga Gempa pijaki dengan hati-hati. Dirasanya tubuh yang sedang ada di gendongannya sedikit bergerak hanya untuk menggaruk hidung, hentikan langkah Gempa, lalu kembali melangkah hingga dirinya tiba di kamar Gempi. Tanpa kesulitan dia menarik ke bawah tuas pintu dan terbuka lah kamar yang dominan warna olive.
Tubuh yang dia rasa enteng itu perlahan dibaringkan ke tempat peristirahatan. Tak lupa Gempa tutup setengah tubuh Gempi dengan selimut yang ada di sana.
"You're look so georgeous." Suaranya mengalun lirih dengan gerakan tangan memainkan baby hair Gempi.
Mata hijau Gempa tak ada hentinya menyorotkan kekaguman pada sang dara, pun kecupan dia labuhkan di kening si gadis dengan waktu lama seolah meresapi perasaannya di setiap hitungan detik yang selalu bertambah, usai itu bibirnya berpindah pada bibir berwarna pink pucat.
Benaknya mendorong Gempa untuk berbuat lebih jauh dari sekadar kecupan di bibir. Namun, kewarasan segera menguasai. Akan sangat memungkinkan Gempi terbangun apabila dia melakukan yang hasratnya inginkan.
"Sleep tight, Baby," katanya sambil berlalu ke arah tempat di mana kamera kecil ia taruh beberapa hari lalu. Setelah itu tubuhnya mengarah ke kamar mandi untuk mengambil benda serupa di sana.
Tak sabar ingin melihat betapa eloknya tubuh Gempi tanpa balutan pakaian.
***
Dengan malu-malu matahari timbul di cakrawala sebelah timur, cahayanya terpancar hingga menembus ke sela-sela ventilasi udara pada sebuah kamar pemilik kromosom x, karena itulah kedua kelopak mata indah terbuka secara perlahan. Otot-otot tubuh yang terasa kaku ia geliatkan sebelum kemudian mengucek mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Predator's Obsession
Teen FictionYang Gempi tahu, Gempa itu baik, Gempa itu introvert, Gempa itu pendiam, Gempa itu lemah, Gempa itu cupu. Tapi dia tidak tahu. Siapa Gempa yang sebenarnya. Dia hanya tahu covernya saja. Tidak tahu bagaimana isi kepala Gempa ketika melihatnya. Start...