26. perasaan taesan

152 11 0
                                    

Setelah kejadian ciuman itu,hubungan kami jadi canggung,bahkan kami tidak saling tegur sapa,mencoba menghindar satu sama lain..

Seperti sekarang,setelah menyiapkan sarapan untuk taesan,aku segera pergi ke balkon untuk menghindari bertemu taesan

Aku melihat ke bawah,ternyata melihat pemandangan dari atas itu menyenangkan..
Bahkan semua orang terlihat sangat kecil dari atas sini..

Tak lama,aku mendengar pintu apartemen tertutup,mungkin taesan sudah pergi untuk bekerja..

Aku menghela nafas,untuk sejenak aku bisa bebas dari taesan,ku langkahkan kaki keluar dari kamar namun begitu aku membuka pintu kamar,ternyata taesan berdiri di depan pintu,mungkin ada yang ketinggalan,membuat kami berdua membeku di tempat..

Tanpa menunggu lama lagi,taesan langsung masuk kedalam kamarnya untuk mengambil sesuatu yang mungkin ketinggalan,sedangkan aku hanya diam sampai dia kembali pergi dari apartemen.

Setelah dia benar benar pergi,aku bergegas mengerjakan urusan rumah tangga seperti nyuci baju,nyapu,dan ngepel lantai,tak lupa juga menjemur dan menstrika baju.
Tenggelam aku dalam pekerjaan rumah tangga,hingga lupa kalau ini sudah tengah hari dan aku mulai lelah,jadi aku memutuskan untuk istirahat sejenak.

Duduk bersandar di sofa depan tv,sambil memainkan hp..
Aku membuka pesan yang sudah menumpuk dari heesa,
Setiap hari dia mengirimiku pesan,walau hanya memintaku menjaga diri baik baik,tapi aku tak pernah membalasnya.

Jari jemariku beralih dari pesan heesa menuju rekening di hpku,kiriman uang dari heesa,bahkan sekarang lebih besar nominalnya dari biasa,aku menghela nafas,mungkin dia mengirim uang untuk biaya persalinan nanti..

Jika kalian mengira aku akan senang mendapatnya nya ??? Aku memeng senang ternyata heesa masih mengingat ku dengan anaknya.
Tapi aku sudah bertekad untuk tidak merepotkan heesa mau pun taesan,dalam bentuk materi..
Alhamdulillah,tabunganku masih cukup untuk biaya aku melahirkan nanti..

Saat pikiranku sedang melayang,tiba tiba bel apartemen berbunyi membuat lamunan ku buyar..
Lalu aku melangkahkan tungkaiku menuju pintu dan membukanya,ternyata dia adalah ibu taesan.
" ibu " sapaku sambil mencium tangan nya,dan menyuruhnya masuk kedalam..
Kami berdua duduk di sofa,
" kamu sehat Aluna ?" Ibu mengusap pundaku pelan.
Rasanya hangat dan nyaman,dan aku suka..
" Alhamdulillah sehat Bu" aku tersenyum
" rencananya ibu mau ajak kamu tinggal di rumah,sebentar lagi kan kamu mau lahiran,ibu khawatir kalau kalian hanya berdua di sini"
" apa taesan sudah tau Bu ???"tanya ku memastikan
" memang anak itu tidak bilang ???aigo anak itu " ibu kelihatanya sedikit kesal dengan anaknya,dan itu membuatku tersenyum,ternyata ibu mirip dengan heesa kalau sedang kesal..

Sedikit perasaan kangen terselip mengingat Mahesa,namun aku segera menyingkirkan nya,dia kakak mu Aluna,ingat...batin mu berkecamuk.

" ya udah,nanti aku tunggu taesan dulu pulang,lalu kerumah ibu"
Beliau tersenyum gembira,lalu tangan nya terangkat untuk mengusap perut ku yang sudah membesar
" ibu tak sabar,apakah dia mirip kamu atau taesan ya ???" Beliau terkekeh geli,mungkin membayangkan bagaimana kalau bayi ini mirip anaknya taesan..
Tapi kekhawatiran menyelinap di dadaku,bagaimana kalau anak ini mirip dengan heesa ??? Aku harus bagaimana ??? Bahkan kedua orang tuanya tak pernah tau kalau aku dan heesa berpacaran..
Aku menghela nafas mengusir rasa khawatir itu,semoga semua akan baik baik saja...

" kata dokter Irene,perempuan Bu,mudah mudahan semuanya lancar ya.. mau mirip aku atau pun taesan"
Ibu mengangguk antusias kemudian dia memeluk ku sambil mengusap punggungku " semua akan baik baik saja,kita berdoa saja "
Entah kenapa suasana jadi hari sekarang,pelukan ibu sangat menenangkan,dan membuat kepercayaan diriku menjadi bertambah..
Aku bisa melahirkan anak ini,aku bisa melalui semuanya,aku harus kuat demi anak ini,harus...






















adik pacarku | Han Taesan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang