52 pertemuan pertama

53 5 3
                                    

Flash back...

Taesan dan heesa sedang duduk diruang tamu dengan yang lain,hanya saja mereka agak sedikit lebih menjauh dari papah,ibu dan mamah yang memang sudah mau tidur karna sudah malam.

" Apa syalu baik baik saja ????"
Taesan mengangguk menjawab pertanyaan heesa " dia anak yang baik dan pintar,selalu ingin tau,aku rasa Aluna mendidiknya dengan baik"
Kini giliran heesa yang mengangguk
" Lalu kenapa kalian pindah tak memberitahu kakak"
Taesan tersadar,ia dia lupa memberitahu kakaknya
" Maaf,aku kira kakak gak terlalu penting soal itu" taesan menunduk dalam,merasa bersalah terhadap kakaknya.
Heesa menghela nafas " taesan,kau tau kakak tak pernah bisa melupakan Aluna" heesa menatapnya dalam " bahkan Aluna tak pernah membalas satu pesan pun dari kakak,membuat kakak harus mencari tahu tentang mereka dari outagram nya"
Mereka diam,larut dalam pikiran masing masing.
Entah kenapa taesan merasa akan terjadi sesuatu dengan hubungan nya bersama Aluna.
" Jika kakak bersama Aluna kembali,bagaimana dengan kamu ????"
Mendengar itu, rasanya hati taesan terasa sakit,seperti tertusuk benda tajam.
" Kakak tau kan kalau aku menyetujui pernikahan ini karna aku juga mencintai Aluna ????"
" Kakak tau mungkin ini egois,tapi kakak gak bisa menikah dengan orang lain San,hanya Aluna yang kakak suka"
Heesa menyandarkan kepalanya pada sandaran sofa
" Hampir empat tahun aku nikah dengan Aluna,dan rasanya aku gak rela berpisah dengan nya kak" taesan tak kalah pusing menghadapi Masalah ini
Haruskah dia kembali mengalah ????
Mengorbankan semuanya demi Mahesa ????

Pembicaraan berakhir,dengan tanpa adanya solusi dari kedua belah pihak.

Flash back off..

Aluna POV..

Jalan kaki pagi emang sangat menyenangkan,kita bisa menikmati sejuknya angin yang menerpa kulitku.
Ya meski aku tau,ini mendung dan mudah mudahan hujan gak turun saat aku masih di luar.

Jarak rumah ibu dan minimarket tidak terlalu jauh,jadi aku memutuskan untuk jalan kaki.
Lagian tak banyak yang aku beli hari ini,hanya keperluan syalu dan juga isi kulkas yang sudah habis.
Mungkin hanya satu atau dua keresek kecil yang masih mampu aku pegang.

Dijalan aku bersenandung kecil sambil sedikit mengeratkan cardigan yang aku pakai.
Lumayan agak dingin,karna mendung.

Tak lama aku sampai di minimarket yang aku tuju.
Memilih barang barang yang sekiranya aku butuhkan,karna kami akan sedikit lebih lama tinggal disini kata taesan,jadi aku harus mempersiapkan barang keperluan syalu selama disini.

Setelah mengecek barang belanjaan ku,kini tibalah saat nya mengantri untuk membayar.
Hari ini entah kenapa sangat banyak orang yang belanja,hingga antrian kasir pun sangat panjang.
Beberapa kali aku melihat ke luar jendela,berharap hujan tidak turun sekarang,aku lupa bawa payung dan yang lebih parahnya lagi hp ku tertinggal.
Hanya uang tunai yang aku bawa dari rumah dengan Sling bag ku.
Kini aku merutuki kebodohan ku yang melupakan benda penting.

Lama melamun,akhirnya giliran ku tiba untuk membayar
Dengan cepat aku mengeluarkan belanjaan dari keranjangku dan membayarnya.

Begitu keluar dari minimarket,langit sudah mendung mungkin sebentar lagi bakalan hujan.
Secepatnya aku melangkahkan kakiku untuk pergi dari sana menuju rumah ibu.

Namun belum sampai kesana,hujan sudah mulai menunjukan eksistensinya dengan menjatuhkan bulir bulir kecil,yang membuatku tambah cepat mengayuh kaki ku agar cepat Sampai.

Tapi kayaknya nasib kurang beruntung sedang datang padaku,karna jalan terlalu cepat aku pun tersandung dan jatuh berlutut,membuatku mendesah kesal.
Bukan....bukan karna jatuh tapi karna belanjaan ku jatuh berhamburan sedangkan hujan sudah mulai membasahi seluruh tubuhku.

adik pacarku | Han Taesan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang