54 couple

81 7 2
                                    


Saat aku membuka kedua mataku,ku lihat taesan memeluk pinggangku erat.
Wajahnya yang damai,membuat suasana hatiku damai juga.
Melihat wajah damai taesan,aku jadi teringat masa masa pernikahan ku dengan nya,dari saat aku hamil,melahirkan dan kini saat aku sudah menyerahkan semuanya pada taesan.
Ku rasa kehidupan ku sangat baik dan aku bahagia.
Ya meski tidak semuanya berjalan mulus,tapi aku cukup nyaman dengan nya.

Ku singkirkan rambut yang menghalangi keningnya.
Namun siapa sangka,taesan langsung membuka matanya membuatku terkejut,dan langsung menurunkan tangan ku yang sedang berada di atas rambutnya.
Tapi anehnya taesan diam,tak berkata apapun hanya memandangiku dalam.

" Maaf membangunkan mu"
Bukan nya menjawab,taesan malah mengeratkan pelukan nya ke pinggang ku,membuatku sedikit kaget namun segera aku membalas pelukan nya.
" Bolehkan aku meminta kau tetap tinggal Aluna" cicitnya pelan namun aku masih bisa mendengarnya.
Tapi bibirku kelu untuk sekedar mengiyakan permintaan nya.
Aku bingung dengan diriku,kenapa aku selalu terbuai jika bertemu dengan heesa,bukan kah kau sudah bilang kalau kau mencinta taesan,lalu kenapa kau ingin kembali dengan heesa Aluna ??? Kau bodoh karna cinta..

Percuma Aluna,percuma kau memberi waktu untuk melupakan heesa selama hampir empat tahun,tapi nyatanya saat kau bertemu lagi dengan nya kau tetep menginginkan nya.
Kau egois,apakah kau tak memikirkan perasaan taesan yang merelakan semuanya untuk menikahi mu ??? Bukan kah kau juga mencintainya ???
Aishh kenapa aku harus terus merasakan pergulatan batin lagi.

***
Hari ini taesan tidak pergi ke kantor,karna katanya heesa akan kesini.

Aku memasak makanan kesukaan mereka.
Heesa mengajak kami jalan jalan di puncak,jadi aku sibuk memasak untuk perbekalan Disana

" Bunda,ada papah heesa" syalu berlari menghampiriku yang sedang menyimpan hasil masakan ku kedalam kotak bekal.
" Ayah dimana ???" Tanyaku sambil menghentikan kegiatan ku,yang di jawab dengan gelengan kepala oleh nya,mungkin syalu tak tau kemana perginya taesan.
" Ya sudah syalu temenian papah heesa dulu ya,bunda lagi masak sebentar lagi"
" Iya bunda"lalu dia pun kembali ke ruang tamu
Sedangkan aku,melanjutkan membereskan memasukan semua masakan ku kedalam kotak.
Butuh waktu sekitar tiga puluh menit untuk aku menyelesaikan nya,dan saat aku pergi menuju ruang tamu ternyata Disana sudah ada taesan yang sedang mengobrol dengan heesa.
Melihat aku muncul,mereka pun menoleh kearah ku
Karna canggung dilihat oleh kakak beradik ini,aku pun akhirnya menyunggingkan senyum tipis
" Sini Aluna" heesa menepuk sisi sofa yang masih kosong,tepat di sampingnya.
Yang aku lihat pertama kali adalah reaksi taesan yang hanya memandangku,tanpa bicara sedikit pun.
Aku tau taesan pasti akan kecewa bila melihat ku duduk di samping heesa,bagaimana pun aku istrinya..
" Mau berangkat sekarang kan ??? Aku siap siap dulu" ku balikan badan dan langsung berjalan menuju kamarku
Lebih baik menghindar dari pada menyakiti hati seseorang.

Aku berbalik saat seseorang membuka pintu kamarku,kegiatan ku yang sedang memulas make up terhenti.
" Apa semua sudah siap ???" Taesan menyembulkan kepalanya di pintu.
" Kotak makan nya di dapur"
" Yang lain ???"
" Aku hanya membawa keperluan syalu di dalam tas" tunjuk ku pada tas lumayan besar di atas tempat tidur " kau ingin membawa sesuatu ???"
Taesan menggeleng " aku hanya ingin membawa hatimu pulang" suara nya pelan sambil menutup pintu kamar
Tapi lagi lagi aku bisa mendengar nya.

Kami berangkat satu mobil bersama.
Kali ini mobil heesa yang kami pakai,dengan heesa sebagai pengemudi ditemani taesan yang duduk di sampingnya
Sedangkan aku dan syalu duduk di jok belakang.
Tapi sebelum kita benar benar berangkat,syalu malah tantrum dia gak suka naik mobil papah heesa yang bau nya tidak enak dan bikin dia mual.
Awalnya kami mau ganti dengan mobil taesan tapi syalu keburu gak mau dan malah mau sama enin aja,membuat kami mau tak mau harus mengantarkan syalu ke rumah mamah

adik pacarku | Han Taesan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang