46 kecewa

52 7 6
                                    


Aku mengerjap kan mata
Cahaya yang masuk melalui jendela kamar membuatku terbangun
Apakah ini sudah siang ???
Aku mencoba melihat ke arah jam yang tergantung dekat televisi ternyata ini sudah hampir setengah delapan pagi
Iya aku kesiangan...

Taesan yang tidur di sampingku masih memeluk ku erat
Aku mencoba bergerak tanpa membangunkan nya
Menyingkirkan tangan taesan yang melingkar di perut ku
Gerakan yang aku ciptakan,aku upayakan seminimal mungkin agar dia tak terbangun

Hingga aku berhasil terlepas,dan bangun dari ranjang.
Ini di kamar heesa,dan tak mungkin aku mandi di sini, akhirnya aku memutuskan untuk kembali ke kamar

Maunya aku berendam berlama lama disini,
Tapi ini sudah siang,tak mungkin aku hanya diam sedangkan aku belum melihat syalu dari kemarin.
Dan akhirnya aku membersihkan diri dengan biasa saja.

Saat aku membuka pintu kamar mandi,ternyata taesan sudah duduk di atas ranjang sambil memandang kearah ku.
" Kau masih marah ???" Dengan wajah suram dia menatapku
" Mandilah,aku harus memasak"
Ku langkahkan kaki untuk keluar dari kamar.
Aku hanya bisa menghindari pertanyaan itu lebih lanjut karna jujur aku masih tidak tau harus melakukan apa dengan semua ini.
" Aluna" taesan mencekal lenganku membuatku berbalik menatapnya " maaf"
Perlahan aku melepaskan tangan taesan " sudah siang,aku kebawah dulu"
Ku dengar taesan menghela nafas panjang,mungkin dia kecewa dengan sikap ku
Aku tau taesan sudah meminta maaf,hanya saja hati ini masih terasa sakit bila mengingat semua kejadian semalam
Apalagi jika melihat tanda di tubuh taesan yang membuat ku ingin menggores gores muka enchi dengan garukan tangan.







Saat aku turun ke dapur,ternyata sudah ada ibu yang sedang memasak ditemani syalu yang sedang mengocek menanyakan banyak hal pada ibu
Kaki ku melangkah mendekati mereka
" Good morning" sapa ku sambil mencium pipi syalu yang gembul,membuatnya merengek minta di gendong
" Bunda,ayah mana ???"
Aku tersenyum " masih mandi di kamar,syalu sudah makan ????"
" Itu" tunjuk nya pada sebuah gelas berisi jus buah naga,mungkin itu buatan ibu
" Bunda bantu nenek dulu ya.." aku dudukan syalu di kursi yang sedari tadi ia duduki,lalu menghampiri ibu yang tengah mengaduk nasi di rice cooker.
" Maaf Bu,aku kesiangan" malu ku sambil menggaruk belakang kepala yang tidak gatal.
" Gak papa,ibu juga baru bangun"senyum teduh beliau membuatku tambah malu
" Biar aku saja yang memasak Bu" ku ambil alih sendok nasi dari tangan ibu
Membuatnya menatapku " ya sudah,ibu menyiram tanaman dulu di belakang"
Kepalaku mengangguk,dan beliau pun pergi meninggalkan ku dengan syalu menuju taman belakang,tempat dimana semua tanaman kesayangan nya berada.

" Bunda,mau sandwich"
Aku menoleh " boleh,tapi tunggu bunda masak nasi goreng dulu buat semua orang ya"
Syalu mengangguk" kejunya dua ya bunda"tangan nya terangkat membentuk huruf v menandakan dia ingin dua.
" Baik bos"membuatnya terkekeh
Kembali aku melanjutkan pekerjaan ku untuk memotong bawang dan sayuran yang akan di masukan kedalam nasi goreng.

" Good morning everyone" teriak seseorang yang tanpa menoleh pun aku tau siapa orangnya.
" Masak apa nuna ???"
" Nasi goreng Will" jawabku tanpa menoleh dan masih fokus pada bawang bawang yang sebagian sudah ku potong.
" Butuh bantuan ???"
" Boleh panggangin roti buat bikin sandwich???"
Kakinya melangkah mendekatiku ku " siap"
Dan kami pun larut dalam pekerjaan kami di pagi hari..

Aku sibuk dengan bermacam macam printilan yang harus ada di sandwich untuk syalu,sedangkan Wildan sibuk mengaduk nasi goreng yang sudah aku bumbui.
Aku tidak mau Wildan salah memasukan bumbu dan berakhir dengan nasi goreng yang aneh.

Tidak hanya untuk syalu,aku juga membuat untuk taesan,biasanya dia selalu tidak bisa makan berat jika pagi pagi
Meski pun aku marah,tapi tak salah donk membuatkan untuk dia juga.

Tak berapa lama kemudian,orang orang berdatangan ke dapur untuk sarapan termasuk papah.

Bahkan taesan pun turun dengan kaos turtle neck nya yang menutupi semua tanda yang enchi buat.
Aish membayangkan nya saja sudah membuatku jengkel.

adik pacarku | Han Taesan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang