42 Uno

72 5 2
                                    

Narator POV...

Pagi ini heesa masih libur kerja dan dia masih di rumah orang tuanya.

" Pagi pah " sapanya sambil duduk di ruang makan
Ibu sedang sibuk menyiapkan makanan,sedangkan papah sedang asyik membaca koran sambil menunggu makanan siap
" Libur kamu lama ???" Beliau menyimpan koran nya,menatap Ethan yang sedang sibuk meminum susu buatan ibu.
" Seminggu Paling pah"
" Baguslah biar ibu ada teman nya,gak ngeluh terus"
Heesa terkekeh.
" Iyalah,ibu tuh punya anak dua,tapi serasa gak punya anak,sendirian terus"
Ibu menghampiri sambil membawa semangkuk besar nasi goreng dan ayam goreng.
Menyimpan nya di meja makan
" Siapa suruh taesan pindah?? Kan jadi kesepian"
" Papah tuh,ibu jadi gak bisa main sama syalu" bibirnya beliau mengerucut " pasti syalu sekarang sudah besar,ibu jadi kangen"
" Apakah syalu jadi anak yang lucu Bu ???" Heesa menatap ibu,berharap pertanyaan nya dijawab Dengan sesuai yang ia harapkan
" Syalu anak pintar,lucu dan gemesin" beliau antusias jika berbicara soal syalu.
Ada rasa rindu yang menyerang hati heesa mendengar jawaban ibunya tantang anak kandung yang selama ini ia tinggalkan
" Aku harap bisa bertemu syalu suatu saat nanti" ujarnya pelan
Sarapan pun berlangsung dengan canda tawa dari mereka.

***

Saat aku membuka mata ternyata ini sudah pagi
Ternyata syalu tidak pulang,masih bersama mamah di sana.

Kepalaku sekarang sudah tidak pusing,hanya lemas masih terasa,mungkin karna aku tidak makan banyak kemarin

" Udah sembuh ???" Suara serak khas bangun tidur taesan terdengar di sampingku.
Pelan pelan aku membalikkan badan ku jadi menghadap nya.
" Makasih udah ngerawat aku" bisik ku di telinganya,membuat sudut bibir taesan melengkung.
Namu alih alih bangun,taesan malah membawaku kedalam dekapan nya.
" Kau tidak kerja hari ini ???" Aku membalas pelukan taesan
Yang di jawab dengan gelengan kepala olehnya.
" Kau harus kerja San,aku akan baik baik saja di rumah"
Dia menatapku dengan tatapan sayunya " aku malas Aluna,biarkan aku merawat mu sehari lagi"
" Baiklah terserah kau saja"
Lalu kami pun berpelukan kembali,sampai tak terasa kami terlelap menuju alam mimpi.

Cukup lama kami tidur hingga tanpa terasa jam sudah menunjukan pukul sembilan pagi.
Membuatku sontak bangun karna kaget
Sebelum benar benar bangun,aku memegangi kepalaku yang sedikit berdenyut karna langsung terbangun.
" Pelan pelan Aluna" taesan yang tidur di sampingku pun ikut terbangun merasakan gerakan tubuhku.
Kami berdua bangun,mungkin karna masih lemas,akhirnya taesan duluan yang bangun dari tempat tidur sedangkan aku masih terduduk sambil memegang kepala.

Taesan masuk kedalam kamar mandi, sedangkan aku merayap menuju dapur.
Aku benar benar merayap karna jalan ku pelan seperti tak bertenaga.
Sesampainya di dapur,aku melihat kulkas yang masih terdapat banyak bahan yang bisa ku olah.
Tapi lagi lagi aku lemas untuk sekedar memasak,akhirnya aku berjalan menuju pintu rumah berharap ada seseorang yang jualan lewat ke depan rumah..

Mungkin karena ini sudah terlalu siang untuk penjual bubur lewat akhirnya aku tidak melihat penjual apapun,
Aku menghela nafas pasrah,mungkin aku memang harus memasak saja,dari pada kelaparan.

Alhasil aku kembali merayap ke dapur untuk memasak makanan yang gampang.
Karna di kulkas terdapat ayam yang sudah di bumbui,akhirnya aku menggoreng Ayam saja, praktis...
Tak lupa aku menambahkan tumis kubis dan tauge pakai bumbu seblak di sertai dengan seafood sebagai pelengkapnya.
Entahlah rasanya aku pengen memakan makanan yang pedas supaya pusing ini menghilang.

" Kau sudah bisa memasak ???" Taesan turun dari atas sambil menyugar rambutnya yang basah.
Seketika aroma shampoo yang ia gunakan tercium ke hidungku
Aku langsung meliriknya yang sedang berdiri di sampingku
" Biar aku saja,kau duduklah"
Taesan berusaha mengambil alih peranku,namun aku tidak percaya padanya.
Bukan nya enak malah hancur rasanya.
" Tidak usah,kau bantu aku menggiling bumbu ini saja" aku menyerahkan bumbu yang sudah aku cuci bersih padanya untuk di giling menggunakan blender.
" Itu mudah,aku bisa melakukan nya" taesan mengambil alih bumbu,lalu memasukan nya kedalam blender.
" Aku tidak heran kau bisa melakukan nya,kalau kau tak bisa melakukan nya,baru aku akan heran"
Taesan terkekeh
Lalu kami sibuk dengan kegiatan masing masing.
Lebih tepatnya aku yang sibuk karna taesan hanya bengong melihat bumbu yang sedang ia giling.
" Aku akan menyalakan musik biar tidak sepi"taesan mematikan blender nya,lalu pergi ke ruang tv untuk menyalakan musik.
Tak lama kemudian musik mengalun memenuhi ruangan tv hingga sampai ke dapur.
Namun bukan musiknya yang tidak enak tapi dia menyalakan lagu yang di nyanyikan heesa,membuatku sedikit tertegun.

adik pacarku | Han Taesan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang