Aku menatap syalu yang sedang tertidur..
Usianya kini sudah sepuluh tahun,dan aku mulai merasa dia sudah banyak bertanya tentang apa yang dia ingin tau dari ku,termasuk tentang kemiripan nya dengan heesa.Apakah aku harus bicarakan ini pada nya ??? Apakah dia akan mengerti ?? Jika aku bicara apa dia akan paham???
Aku takut ...
Aku takut dia tak bisa menerima ini..
Aku takut dia membenciku,heesa dan taesan.Tanpa sadar aku menangis,bahkan tetesan air mataku membuat syalu membuka matanya.
" Bunda ???" Suara serak khas bangun tidur membuatku segera mengelap air mataku.
Aku kaget melihat syalu terbangun.
" Hai...kok bangun" bahkan suara serak khas orang nangis keluar dari mulutku,membuatku mengutuk diriku sendiri.
" Bunda nangis ????" Tanyanya sambil memperjelas penglihatan nya yang mungkin masih kurang karna baru bangun tidur.
" Tidak sayang,bunda hanya terharu"
" Kenapa ???"
" Ternyata anak bunda sudah besar,bunda lagi keinget kamu yang dulu bunda gendong,bunda peluk,dan bunda cium cium" jawab ku sambil menyelipkan beberapa anak rambut yang menutupi wajahnya.
Syalu tersenyum,lalu memeluk ku
" Syalu sayang sama bunda" ujarnya membuat air mata ku jatuh
" Bunda juga sayang syalu" aku mengusap tangan nya yang ada di leher ku.
Karna dia memeluk ku dari belakang.
" Bunda jangan sedih ya...syalu janji deh gak nakal lagi,gak bakal buat nangis Dede Keenan,bakal jagain bunda dan Dede kalau ayah gak ada"
Mendengar ucapan nya,air mataku semakin deras
" Sayang" aku masih mengusap lengan nya.
" Iya"
" Sini deh" aku menepuk paha ku,memintanya untuk duduk disini,dengan segera dia pun berpindah duduk di pangkuan ku
Dengan terus mengusap kepalanya lembut,aku bertanya " syalu kalau bunda boleh tanya, kurang nya bunda itu apa sih ??? Salahnya bunda apa sih,sama syalu ???"
Dia terdiam sejenak,mungkin berpikir " bunda tuh gak pernah marah sama syalu" jawabnya setelah sekian lama diam " bunda gak papa kok marah kalau syalu nakal,atau bunda boleh cerita kesedihan bunda sama syalu,syalu ingin bunda gak menyimpan beban sendirian bunda"kini aku membawanya kedalam dekapan ku yang erat,memeluknya penuh kasih sayang,bahkan aku menangis di hadapan nya.
Tak peduli dia melihatku sedih.
Karna sejujurnya ini bukan kesedihan tapi rasa bangga ku terhadap nya yang sangat pengertian.
" Ok bunda akan coba,makasih ya sayang" aku cium pucuk kepalanya,sambil memejamkan mata.
" Heesa,sanggupkah kamu jika mendengar pemikiran anak kita yang sudah dewasa,umurnya masih sepuluh tahun sa,tapi dia sudah mengerti akan keadaan sekitar nya"
" Bunda" aku mengurai pelukan ku,mencoba menatap matanya
" Sebenarnya papah heesa itu siapa sih ??? Apa dia papah syalu??? Terus ayah taesan ???"
Aku menghela nafas panjang dan berat " dua duanya papah syalu,baik papah heesa atau ayah taesan mereka kan sayang sama syalu"
" Tapi muka syalu sama Dede Keenan beda loh mah,Dede Keenan lebih mirip sama ayah taesan,sedangkan syalu enggak"
" Kan gak harus mirip sayang"
" Kadang syalu lihat kok syalu lebih mirip sama papah heesa ya ?? Bahkan makanan kesukaan kami juga sama loh Bun ???"
Mereka memeng sering menghabiskan waktu bersama akhir akhir ini,setiap heesa ada waktu senggang pasti dia mengajak syalu dan Keenan jalan jalan.
" Oya ???"
" Papah heesa suka eskrim coklat sama kayak syalu,suka ramyon,suka daging,banyak deh Bun" ceritanya membuatku tersenyum.
Seperti nya bukan saat ini,masih terlalu dini untuk dia mengerti semua.
Maaf nak,lagi lagi bunda tak bisa jujur sama syalu.
" Emang syalu gak mau mirip sama papah heesa???" Tanyaku sambil mencubit pipinya pelan.
Dia menggeleng kepala " papah heesa genteng kok,tapi syalu heran aja kenapa syalu gak mirip bunda atau ayah,bukan kah kalau anak itu harus mirip bunda atau ayahnya ya Bun ??? Temen temen syalu gitu"
Aku terdiam,mencoba mencari kata yang tepat untuk di bicarakan padanya.
" Kan papah heesa juga keluarga kita nak,jadi mungkin bisa aja Allah pengen kamu jadi orang yang cantik,seperti papah heesa yang ganteng"
Dia tersenyum " syalu juga pengen jadi penyanyi seperti papah heesa Bun"
Aku mengangguk sambil tersenyum
" Bunda doain kamu lebih sukses dari papah heesa"
" Amin" jawabnya sambil mengusap mukanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
adik pacarku | Han Taesan
Teen Fictionsemua terasa rumit saat tidak berjalan dengan apa yang kau mau