40 Surat dari kak heesa

86 8 0
                                    


Aluna POV....

Sesampainya di rumah,aku segera menidurkan syalu di kamar nya..
Ini sudah sangat larut,dan aku ingin istirahat dengan nyaman malam ini...
Sebelum bisa tidur dengan nyenyak,aku harus mandi dulu..
Karna rasanya aku tidak akan bisa tidur kalau tidak mandi dulu..
Karna sudah malam,aku hanya mandi sebentar tanpa ritual yang memakan waktu lama di sana.
Begitu keluar kamar mandi ternyata taesan sudah pulang dan sedang membuka pakaian kerjanya,menyisakan kaos polos yang menempel di badan bagian atasnya.

Sambil menyimpan jas kerja ke dalam keranjang cucian,taesan menghampiriku yang masih memakai bathrobe.
" Kau marah ???"
Aku mendongak menatap taesan yang berdiri menjulang dihadapan ku.
" Apa kau melihat ku marah ????"
Aku berbalik lalu berjalan ke depan lemari untuk ganti baju,sedangkan taesan masuk ke kamar mandi..

Cukup lama,hingga suara pintu kamar mandi terbuka,membuatku yang sedang duduk di atas kasur menoleh sekejap dan kembali fokus pada laptop,karna aku sedang menonton drama

Saat aku merasa sisi kiri kasur bergoyang,aku tau itu pasti taesan sedang duduk di sebelahku.
" Maaf" ujarnya dengan Sura kecil,namun masih ku dengar.
" Sebenarnya waktu itu aku ingin memberitahumu soal enchi yang datang ke kantor,tapi aku gak mau bikin kamu marah"
Aku masih diam tak menjawab apapun
" Dia bilang,katanya dia masa percobaan jadi sekertaris di kantor,selama sebulan"
Aku menatapnya tajam,membuat taesan menelan salivanya
What????jadi sekertaris???? Jeritku dalam hati..

" Apakah kejujuran sudah tak penting lagi buat kamu taesan ???" Kulihat dia menggelengkan kepalanya " Apa kau tak menganggap ku sebagai istrimu lagi ???" Dia Menggeleng lagi " Hingga soal enchi pun kau tak jujur ???" Lagi lagi dia menggeleng.
" Bukan begitu Aluna,hanya saja aku takut kau marah jika mengetahuinya "
" Lalu kau pikir aku tak marah jika kau bohongi ???"
" Maaf"
Aku menghembuskan nafas panjang,lelah sekali rasanya pikiran dan hati ini...

Jeda cukup banyak di antara kami
" San" taesan menatapku dalam " apa kau mencintainya ???"
" Tidak ada yang aku cintai selain kamu Aluna"
" Kau yakin ???" Tanyaku lagi..
" Kau bisa pegang kata kataku Aluna,aku tidak pernah mencintai enchi,baik dulu atau pun sekarang"
Aku diam menatap taesan,mencari kebohongan dalam matanya,tapi sayangnya aku tidak menemukan kebohongan apapun di dalam matanya.
Dan aku harap dia memang serius dengan ucapan nya.

" Aku hanya tidak siap untuk kau tinggalkan tiba tiba,tapi jika kau mau meninggalkan ku,ku harap kau memberitahu aku terlebih dahulu"
Taesan memeluk tubuhku erat " tidak aku tidak akan meninggalkan mu Aluna"
" Aku harap begitu"
Ku balas pelukan taesan tak kalah erat.
Entah kenapa aku jadi takut kehilangan nya,dan aku rasa aku memang sudah benar benar mencintai taesan.

" Tidurlah kau pasti lelah"taesan membelai rambutku lembut membuat ku mendongak.
" Aku rasa mungkin enchi adalah ujian untuk kita,dan aku harap apapun itu kita harus saling jujur"
Taesan mengangguk dan mengecup bibirku singkat.

Dan malam ini,kita merasakan malam yang sangat panjang..

***

Pagi ini syalu sibuk minta buka kado yang masih di simpan di dalam mobil,karna semalam aku belum sempat memindahkan nya ke dalam rumah..
" Iya syalu sebentar bunda masak dulu buat ayah ya"
Aku mencoba memberikan pengertian pada nya yang sekarang sedang duduk di kursi makan sambil menggendong boneka rusa pemberian mamah.

Lalu tak lama kemudian taesan pun datang dengan pakaian yang rapi dan wangi.
Rambutnya memakai Pomade ke belakang,hingga jidatnya terlihat menawan,kemeja berwarna putih dan celana coklat membuat penampilan nya semakin sempurna.
Kini duduk berdampingan dengan syalu yang masih belum mandi.
" Kenapa anak ayah cemberut ????" Tanya taesan sambil menatap syalu yang memasang wajah masam sedari tadi.
" Kado nya mau di buka ayah" jawabnya manja
Taesan terkekeh,lalu berdiri " baiklah ayah akan bawa kadonya " lalu dia pun pergi ke garasi untuk mengambil semua kado milik syalu.

adik pacarku | Han Taesan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang