37 sorry

80 8 0
                                    


Ternyata Iin menyusul ku.
Namun dia hanya mengikuti ku dari belakang tanpa mendekat.

Aku terus berjalan,hingga sampai di sebuah kedai bakso yang lumayan jauh dari panggung.
Sengaja aku memesan bakso yang pedas untuk mengurangi emosi ku dan es teh manis.

Saat aku sedang menikmati makanan itu,tiba tiba Iin datang menghampiri.
" Ingat syalu Luna,dia masih menyusu dan kau makan makanan pedas begini"
Aku mendongak menatap Iin.
" Ini tidak pedas in" aku terus memakan hingga habis tanpa mempedulikan omongan Iin.
Mungkin karna tidak ingin berdebat,dia pun hanya diam tanpa membantah lagi.
Memperhatikan aku yang sibuk memakan bakso pedas sampai berkeringat.

Saat Iin hendak menyeka keringatku dengan tisu,tiba tiba Ji-Sung datang sambil ngos ngosan.
" Teteh kemana aja sih ???icung cari juga" omelnya sambil duduk disebelah aku dan meminum es teh punya ku.
" Icung" teriak ku saat minuman ku tandas di minum icung
Sedangkan dia tak merasa bersalah,hanya menyengir lebar

" Pesen lagi aja,gak usah ribut malu"Iin beranjak untuk memesan minuman lagi.
" Teh,a taesan kayaknya nyariin teteh deh,tapi dia gak bisa keluar karna banyak panitia minta kenalan"
Aku mendengus " biarin aja,kita tinggalin"
" Ih teteh mah jahat banget,dia gak tau jalan pulang tau,dia kan baru pindah kesini"
" Biar gak usah pulang sekalian"sambil menyeka keringat yang keluar dari kening dan hidungku
Setiap makan makanan panas dan pedas aku selalu berkeringat.
" Teteh cemburu ???"
" Gak"
" Bohong banget"
" Terserah"
Ji-Sung terkekeh hingga matanya berbentuk bulan sabit.
" Nih minum biar gak panas" Iin menyimpan dua gelas es teh di atas meja
" Ia ka,tuh ada yang lagi kepanasan" tunjuk icung dengan dagunya.
Membuatku mendelik,dan tanpa menunggu lama langsung menyambar minuman yang di bawa Iin karna kepedasan.

" Taesan tau gak kamu kesini ????" Tanya iin pada icung yang sedang meminum es teh
Tanpa menjawab dia menggeleng kepalanya.
" Ya udah kita samperin"

Karna hari sudah larut,akhirnya aku pun ikut beranjak dari duduk untuk melihat taesan.

Saat sudah sampai di tempat tadi,aku melihat dari kejauhan taesan sedang celingukan,namun banyak wanita yang sedang duduk di sebelahnya.
Mungkin ada tiga orang.

" Samperin aja Luna" ujar Iin melihat aku yang hanya diam
" Tidak papa ???" Tanya ku meyakin kan,sambil memandang Iin dari samping.
Dengan senyuman manisnya,Iin mengangguk.

Dengan perlahan,kaki ku pun melangkah meninggalkan mereka,menuju tempat taesan.
Taesan yang sibuk dengan perempuan disikitarnya tak menyadari kedatangan ku.
Hingga sampailah aku di hadapan nya.
" Hai" ujarku ceria sambil tersenyum cerah
Membuat taesan terdiam,dan ketiga wanita yang bersama nya keheranan melihatku.
" Kau sudah selesai ????"
Mereka malah saling pandang melihatku bertanya,terkecuali taesan yang menganggukkan kepala.
" Jika kau ingin pulang sekarang saatnya,tapi jika kau masih betah disini,silahkan..." Aku tersenyum cerah seolah tidak ada beban dalam hatiku,padahal dalam benak ku ingin ku tendang wanita wanita ini semua.
" Kau pulanglah sendiri"
Aku melipat kedua tangan di depan dada,sambil menunggu respon dari taesan.
" Baiklah ayo kita pulang" saat taesan hendak beranjak,ketiga wanita itu menahan nya.
" Bukankah kita belum bertukar no hp,ayolah ini masih sore,kami hanya tau nama mu saja" ujar satu wanita yang berpakaian kurang bahan itu.
" Owh haruskah kau bicara seperti itu di depan istrinya ????"
Habis sudah kesabaran ku menghadapi semua ini.
Membuat semua orang yang ada Disana menatapku tak percaya
" Kau istrinya ????"tanya wanita itu kaget
" Of course,memang kenapa ????"
Aku menarik taesan ke sampingku,dan memegang tangan nya erat,seolah takut ia pergi.
" Kau tak bilang,kau sudah mempunyai istri ???"
" Kalian bahkan tak memberikan kesempatan untuk aku berbicara" taesan membela diri.
Ketiga wanita itu pun hanya diam tak berkutik,membuat ku puas dalam hati.
" Baiklah terima kasih telah menjaga suami ku"aku tersenyum mengejek sambil berlalu dari hadapan mereka yang hanya mematung melihat kami pergi.
Mungkin salah satu dari mereka menyukai taesan.

adik pacarku | Han Taesan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang