Aku sedang menangis di pojok kamar milik Keenan.Baru sepuluh menit yang lalu dia bisa tidur,setelah rewel seharian karna harus imunisasi.
Dan aku baru bisa istirahat setelah dia tidur..Menjadi ibu dia orang anak itu sungguh menguji mental ku,selain mengurus syalu yang masih berumur empat tahun,Keenan juga baru berumur enam bulan.
Taesan sudah menyuruhku untuk menggunakan jasa baby sitter,tapi aku menolaknya..
Aku pikir untuk apa aku menyewa baby sitter,sedangkan aku sendiri pun tak ada pekerjaan selain mengurus anak.
Awalnya tapi terkadang aku merasa berat dan tak kuat untuk melakukan nya..
Tapi itu semua resiko bukan ???" Kamu kenapa???"
Aku mendongakkan kepalaku saat suara seseorang menyapa pendengaran ku.
Taesan berdiri menjulang dihadapan ku,dengan kemeja yang sudah tak rapi lagi,dan dasi yang sudah melonggar
Bahkan jas pun sudah ia sampirkan di lengan nya.
Ku usap segera air mata yang mengalir di pipiku.
Kemudian dia berjongkok dihadapan ku.
" Ken...." Aku segera menutup mulut nya dengan telunjuk ku, memberi isyarat dia untuk jangan berisik.
Ini kamar Keenan,dan aku gak mau dia kembali bangun setelah rewel seharian.
Taesan mengangguk pelan,dan membantuku berdiri..
Kami berdua keluar dari kamarnya Keenan sambil bergandengan tangan.Saat sampai di kamar kami,taesan menghadap ke arah ku yang berada di hadapan nya.
" Kenapa ???" Dia menyelipkan rambut depan ku kesamping telinga.
" Gak papa" bohongku
Aku gak mau membebani taesan soal anak,cukup lelah dia bekerja untuk kami,dan aku gak mau menambah beban pikiran nya lagi
Ku dengar dia menghela nafas panjang,meletakan jas yang dari tadi ia pegang ke atas meja rias yang berada tak jauh dari tempat kami berdiri.
" Aku mandi dulu ya.." dia menegang kedua pundak ku " kamu istirahat aja"
" Aku siapin makanan buat kamu,kamu belum makan kan ???"
" Gak usah,malam ini kita pesan aja di aplikasi"
" Tapi..."
" Lagi pengen makan sate,gak papa kan ???"
Aku mengangguk,karna tak mungkin aku membuat sate sekarang,jadi aku mengiyakan permintaan taesan.
Karna jujur aku pun sangat lelah sekarang.Selama taesan mandi,aku mencari baju ganti untuk nya,menyimpan nya di atas meja rias.
Lalu kembali ke atas tempat tidur sambil menonton tv.." Kamu mau makan apa ???" Tanya taesan sambil membuka aplikasi makanan yang ada di hp nya.
Mungkin dia sudah sangat lapar,hingga tak sempat mengeringkan rambut setelah keramasAku bangkit dari tidur ku,berjalan ke arah meja rias dan membuka laci tempat penyimpanan hairdryer.
" Sini"
Taesan yang sedang sibuk pada hp nya langsung mendongak menatapku.
Tanpa berkata dia berjalan ke arah ku yang sedang memegang hairdryer.
Dia duduk masih dengan hp nya,sedangkan aku mulai mengeringkan rambut taesan yang basah.
" Maaf belum sempat masak" sesal ku membuat gerakan tangan taesan yang sedang memilih makanan terhenti.
" Hari ini Keenan rewel,habis di imunisasi,jadi aku tak sempat masak"
Taesan menyimpan hp nya di atas meja rias, otomatis aku pun berhenti mengeringkan rambutnya yang sudah setengah kering,meletakan hairdryer itu di atas meja juga.
Kemudian dia berdiri di hadapan ku.
Tiba tiba taesan memeluk ku erat..
" Harusnya aku yang minta maaf Aluna,aku yang tak pernah bantuin kamu jagain anak kita,aku yang selalu sibuk dan tak sempat ngurusin syalu dan Keenan,aku minta maaf,gak pernah ada disaat kamu butuh bantuan aku" mendengar ucapan taesan entah kenapa air mata ku meleleh,apalagi dengan usapan pelan di belakang kepalaku,membuatku membalas pelukan taesan tak kalah erat.
" Kamu gak salah taesan,karna kamu seharusnya memang kerja dan aku yang urus anak,emang aku nya aja yang gak bisa mengurus anak dan bagi waktu" ujarku semakin terisak.
Mendengar isakan ku taesan mengurai pelukan kami,memegang kedua pundak ku,dan menatap mataku dalam
" Hey udah jangan nangis,gak ada yang salah,kita masih belajar jadi orang tua yang baik buat anak anak kita,ITS ok" tangan nya bergerak menghapus jejak air mata di pipiku.
Aku mengangguk tapi masih setia mengeluarkan air mata.
Yang membuat taesan langsung mencium lembut bibirku,awalnya taesan ingin mengakhiri ciuman kami,tapi langsung aku tahan tengkuknya membuat ciuman kami kembali terjalin.
KAMU SEDANG MEMBACA
adik pacarku | Han Taesan
Teen Fictionsemua terasa rumit saat tidak berjalan dengan apa yang kau mau