04. New Life

12.4K 506 2
                                    

Happy Reading 😙
.
.
.
.

Nazea menatap penampilannya di cermin. Bisa ia perhatikan tubuhnya dulu tidak seperti ini. Sekarang Zea yakin jika ia sudah bertambah tua.

Untungnya wajahnya masih cantik, meski tidak seperti dulu, tapi Zea menyukai kecantikannya sekarang. Dulu wajahnya masih sangat polos
Kini kecantikannya sudah mendewasai.

Kulit putih bersih, pipi sedikit chubby tapi terlihat tegas dan imut menjadi satu. Matanya dulu bulat kini terlihat agak sipit tajam tapi imut secara bersamaan. Tubuhnya memiliki proporsi yang ideal.

Zea mengenakan seragam yang kemari ia dapat. Nazea menatap penampilannya yang sempurna, tidak perlu makeup yang berlebihan agar tidak menarik perhatian. Nazea cukup pintar untuk mengetahui dunia luar yang sangat kejam.

"Kak! Ayo sarapan!" Teriakan Dea menyadarkan lamunnya.

Zea segera menghampiri Dea yang sudah duduk nyaman di meja makan. "Ayo kak! Akau telah memasak nasi goreng."

Zea segera duduk berhadapan dengan Dea. "Dea, maafkan aku, aku sungguh merepotkan mu."

"Ck! Kakak ini apa-apaan, aku malah senang memiliki teman baru! Kakak tidak merepotkan sama sekalih."

Zea tersenyum, ia sangat bersyukur memiliki teman yang tulus seperti Dea. "Terimakasih."

Dea menyajikan nasi goreng buatannya pada Zea, dan tak lupa miliknya sendiri.

Mereka menikmati sarapan masing-masing. "Enak sekalih." Puji Zea, ia sudah lama sekalih tidak menikmati nasi goreng.

"Kakak bisa aja." Jawab Dea tersipu.

Suasana hening, hanya dentingan sendok dan piring saling bersautan. "Kak." Panggil Dea.

"Ya?"

"Begini, sebenarnya di restoran kita itu ada jam kerja."

"Lalu?" Zea menyemak.

"Kakak mendapat jam kerja stiap hari senin sampai Jumat mulai dari pukul 8 sampai jam 1 siang dan bakal di lanjutin sama siff selanjutnya."

Zea mengangguk paham. "Jadi begitu, lalu kemarin?"

"Karena kemarin hari minggu, jadi semua karyawan kerja dari pagi sampe malem sama-sama dua minggu sekali."

"Oh.... Kalau kau?"

"Aku? Tentu saja jamku seperti kakak!" Seru Zea semangat.

Setelah menyelesaikan sarapan disertai obrolan ringan, mereka langsung berangkat kerja.

Di restoran meski Nazea masih baru, tapi karena sikap ramah dan cepat tanggap, Zea jadi memiliki banyak teman dan banyak yang menyukainya. Meski begitu, Nazea menyembunyikan umurnya yang telah 32 tahun lebih. Hanya Dea dan pak Gilang saja yang tahu.

Tak sedikit karyawan muda yang terang-terangan menggodanya, meski begitu Dea selalu siap pasang badan untuk melindungi kakak barunya.

∆∆∆∆∆

Hening

Itulah suasana yang mengabarkan meja makan yang terlihat mewah. Hanya suara dentingan piring dan sendok yang terdengar.

Semua fokus pada makanan masing-masing, sang kepala keluarga sedang menyesap kopi sambil mengecek pekerjaannya lewat tab yang ia bawa.

Sedangkan ketiga anak laki-laki yang siap dengan seragamnya hanya fokus pada makanan masing-masing.

Sampai sebuah rengekkan menggema di seluruh penjuru ruangan.

Comeback ✔️ [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang