14. Mimpi atau Kenyataan

9.7K 423 16
                                    

Happy Reading
.
.
.

Nazea menatap ke seluruh penjuru ruang tamu, ruangan itu terlihat sepi tidak ada seorangpun. Zea duduk di sofa sambil merebahkan tubuhnya yang lelah. Nazea menutup matanya merasakan kesunyian ruangan.

Cklek!

Zea membuka kedua matanya, matanya menatap pintu yang terbuka. Matanya menyipit, Ia melihat seorang pria yang berdiri di ambang pintu.

Nazea spontan berdiri, pria itu melangkah ke arahnya. "Siapa kau?" Tanya Nazea agak was-was.

Nazea mundur, tubuhnya sudah tertempel kursi. "Keanel?" Guma Nazea.

Nazea melihat pakaian kerja Keanel yang berantakan, dasi yang longgar, kancing atas yang sudah di lepas, baju yang hampir semua keluar. Dan lengannya yang di gulung sampai siku.

Bodohnya Nazea masih bisa memujinya sangat tampan dan menatapnya penuh puja. Padahal bisa Nazea lihat tatapan yang sangat tajam di hunuskan ke arahnya. Nazea tersadar "Apa yang kau lakukan disini!" Suara Zea mulai tajam.

Tidak ada jawaban, Keanel berjalan tergesa-gesa ke arah Nazea. "Berhenti kau!"

Ucapan Nazea tidak diindahkan. Nazea mulai ketakutan. "Berhenti disana!" Pekiknya.

"Berhenti!"

"Ber-mmph...."

Belum sempat Zea meneruskan ucapnya, bibir Zea sudah di lahap terlebih dahulu. Pria di depannya memeluk pinggangnya kuat.

"Hammpphh... Lemph pashh." Nazea mencoba memberontak, ia tak membalas ciuman brutal itu. Nazea menutup rapat bibirnya.

Merasa tak dibalas dan semakin memberontak, pria di depannya ini mengeratkan pelukannya dan tangan kanannya naik dan memegang tengkuknya.

Pria itu menggigit bibir bawah Zea. "Akhs..." Merasa ada kesempatan Keanel segera memasukan lidahnya dan mengabsen setiap organ mulut Nazea.

Keanel menekan tengkuk Zea kuat agar ciumannya semakin dalam.

Nazea mencoba memberontak, namun tubuhnya sudah lemas. Tangan kiri Pria ini mulai nakal dan meremas kedua bongkahan pantatnya. Nazea menahan isaknya, tapi air matanya sudah terlebih dahulu lolos.

"Uh..." Desah Zea saat Keanel mengelus pahanya.

Keanel merebahkan tubuh mereka berdua di sofa. Keanel membelitkan lidah mereka, Zea tak tahan, nafasnya memburu. Zea hampir kehabisan nafas. Namun Pria di atasnya ini dengan tidak manusiawinya tetap mencium, mengecap menyesap bibir Zea dengan brutal.

"Ah..." Zea gelisah, tubuhnya terasa tergelitik saat Keanel menggesekkan area intim mereka secara sensual.

Keanel melepaskannya tautan bibinya.

"Hahhhh.... Hah....." Nazea menghirup udara sebanyak mukin. "Cukuphh...." Suara Zea lemah.

Bukanya berhenti, Keanel malah melanjutkan ciumannya menyusuri area leher jenjang Nazea.

"Henn..tikan..." Nazea mencoba mendorong pria di atasnya menggunakan tangan yang terapit dada bidang Keanel.

Keanel yang kesal, melepas dasi yang ia gunakan. Mengangkat kedua tangan Nazea ke atas kepala Zea dan mengikatnya menggunakan dasi.

Comeback ✔️ [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang