57. Perusak

7.4K 380 3
                                    

Double up today!

Akhirnya tembus 150 vote.
Terimakasih untuk para pembaca setia COMEBACK, semoga semakin betah ama ceritanya :)

_________________________________

Awas! Typo ada di mana-mana... Bisa kog bantu menandai dengan komentar. :)

Kalo ada Part yang kurang nyambung, boleh juga di tandai kawan. ^^

Sedekah votenya untuk hari ini teman... Nge-Vote tu gratis loh 👀

Jangan l 150 vote 30 komennya teman. :)

__________________________________

Happy Reading 🌛
.
.
.

Selepas dari Cafe, Kini Nazea bersama Keanel di dalam Mobil untuk perjalanan kembali ke kediaman bersama.

"Kenapa kau bisa tau aku ada di Cafe itu?"

Keanel fokus menyetir tapi tak ayal ia tetap menjawab. "Seseorang mengirim-ku pesan dan mengatakan jika kau di sana."

"Siapa?"

Keanel menoleh sekilas, ia sendiri juga tidak tau siapa yang mengirimkan pesan itu, tapi entah kenapa firasatnya tertuju pada orang itu, orang yang pernah Keanel usir dulu.

Mobil berhenti karena lampu merah, Keanel menyerahkan ponselnya pada Nazea. "Lihatlah jika kau tidak percaya."

Nazea meraih ponsel El dan melihat pesannya dan benar saja, seseorang mengirimkannya.

"Apa kau percaya saja saat itu?"

"Aku mencoba berfikir positif, tapi aku harus mengetahuinya secara langsung, tanpa melibatkan emosi yang berlebihan." El kembali menjalankan Mobilnya.

"Hm... Mungkin jika aku jadi Kau, aku akan langsung emosi dan marah."

Keanel terkekeh, dengan sebelah tangannya ia mengacak rambut Nazea. "Lucunya."

Sedangkan Nazea, mendelik tidak suka ke arah El. "Ck! Berantakan."

Tak lama keheningan menyelimuti mereka berdua, padahal perjalanan tidak terlalu jauh tapi kenapa sangat lama.

"Zea..."

Nazea yang menatap keluar jendela menoleh. "Hm?"

"Ibu tadi menelfon, katanya mengundang kita ke rumah."

"Ha? Ibu? Ibumu?"

Keanel mengangguk sebagai jawaban. "Apa kau setuju?"

Nazea menggenggam jari-jari tangannya, ia terlihat gelisah. "Apa ibumu tau tentangku?"

Keanel menggeleng, ia masih belum memberitahukan keadaan Nazea sebenarnya, seperti yang ia bual pada anak-anaknya. Keanel juga mengatakan hal yang sama, yakni Nazea pergi keluar Negeri.

"Tapi ibuku telah mengetahui jika kau kembali." Keanel melirik Nazea yang diam saja. "Jangan takut, aku berencana akan memberitahukan kebenaran nanti."

Nazea tertawa garing. "Pasti mereka akan malu memiliki menantu sepertiku."

Keanel meraih telapak tangan Zea yang saling bertautan. "Ssstt.... itu tidak akan terjadi. Jangan khawatir."

Nazea menunduk. "Bukankah mereka membenciku?"

Keanel menepikan mobilnya, ia mendekat pada Nazea. "Apa yang kau katakan? Mereka tidak akan membencimu, jika mereka melakukannya, maka mereka berhadapan langsung denganku."

Comeback ✔️ [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang