56. Tatapan Tajam

7.6K 479 37
                                    

Karena belum tembus 150 vote, jadi up 1 chap. Yok semangat tembus 150 vote 25 Komen gas up dobel! :)

Awas! Typo ada di mana-mana... Bisa kog bantu menandai dengan komentar. :)

Kalo ada Part yang kurang nyambung, boleh juga di tandai kawan. ^^

Sedekah votenya untuk hari ini teman... Nge-Vote tu gratis loh 👀

__________________________________

Happy Reading 🥰
.
.
.


Nazea tengah duduk di ruang tengah sambil memperhatikan Baby Je yang asik berbicara sendiri.

Akhirnya ia bisa bersantai dan menemani Baby Je tanpa khawatir jika Baby Je akan bosan di rumah sendiri.

"Mom."

Nazea menoleh ke asal suara, ia melihat Kian yang menatapnya malu-malu sambil menyembunyikan sesuatu di belakan tubuh kecilnya.

"Kemarilah Kian."

Kian menurut dan mendekat, Nazea yang gemas sekuat tenaga mengangkat Kian dan mendudukkan di sampingnya.

"Apa yang ingin Kian katakan?"

Dengan malu-malu Kian menyerahkan Kotak kecil yang dibuat sendiri. Zea tersenyum haru.

"Untuk Mommy?"

Kian mengangguk malu-malu, "Bukalah Mom."

Nazea membuaknya, sebuah gelang pernak pernik yang terliaht sederhana tapi lucu.

"Maaf Mom jika terlihat jelek. Kian membuatkannya sendiri."

"Benarkah?" Nazea mengambil gelangnya dan memakaikannya di lengannya. "Imutnya... Seperti yang membuatnya."

Kian menahan senyumnya, tapi semburan kemerahan terlihat di pipinya. "Apa Mommy menyukainya." Kian menatap Mommy-nya dengan malu-malu.

"Tentu saja! Apa lagi ini buatan putra Mommy yang imut ini." Nazea mencubit pipi Kian gemas.

Kian tidak tahan, ia memalingkan wajahnya tak lupa telinganya yang berubah menajdi merah, Zea jadi gemas.

Secepat kilat Kian mengecup pipi Mommy-nya lalu berlari kencang menuju kamarnya. Sebelum sampai di atas Kian berteriak.

"Aku Menyukai Mommmyyyy!!"

Nazea terkejut, kenapa lucu sekalih sih? Akhhhkk... sangat menggemaskan.

∆∆∆∆

"Al!" Pekik Zidan.

Al mendribble bola dan mengecoh lawan dengan melempar ke arah Rio.

Rio dengan santainya mendribble lalu dengan ringan memasukan bola ke dalam ring.

Prittt!

"Nice!"

Pertandingan selesai, mereka berkumpul di pinggir lapangan. "Permainan lo cukup keren."

Mereka saling memuji satu sama lain. Al berjalan ke arah tasnya mengambil botol minum di ikuti Mike dan Zidan.

"Hah.... Tinggal tiga hari lagi." Ujar Mike terduduk di bawah dan di angguki setuju oleh Zidan.

"Duluan." Pamit Al.

"Pulang?" Tanya Zidan.

"Hm...." Al segera meninggalkan lapangan, tak lupa ia juga berpamitan dengan pelatih dan anggota Lainnya.

Comeback ✔️ [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang