03. New Work

12.1K 508 4
                                    

Happy Reading 😙
.
.
.
.

Seperti yang telah Nazea rencanakan. Ia berkunjung kembali ke kediaman orang tuanya 15 tahun yang lalu. Namun, semuanya telah berubah. Rumahnya, kini telah menjadi restoran makanan lebih tepatnya restoran mie. Zea hanya terdiam menatap restoran itu.

Tanpa sadar kakinya berjalan masuk ke dalam restoran, ia menatap sekeliling restoran tersebut. 'sangat ramai' batinnya.

"Maaf Nona, Anda menutupi pintu masuk." Ucap seorang pelayan wanita yang berdiri di samping Zea.

Seakan tersadar, Zea reflek menyingkir. "Maafkan saya." Zea menunduk minta maaf.

"Ada yang bisa saya bantu? Restoran ini cukup ramai, jadi kami ingin bekerja cepat."

Zea mengangguk. "Saya ingin berta-"

"Apa yang kau lakukan disini.... Restoran sedang ramai! cepat kembali bekerja, pesanan sedang menumpuk." Ucapan Zea terpotong oleh suara pria.

Pelayan gadis yang Zea yakini masih berumur 25 tahun melirik Zea sambil berguma 'maaf, aku harus bekerja', dan Pelayan wanita itu langsung pergi.

Kini tersisa Pria itu dan Zea. Pria itu menatap dari atas ke bawah. Bisa di lihat, pakaian Zea yang hanya mengunakan kaos lengan pendek kasual dan celana pensil. "Kau, pasti pekerja baru, cepat! Restoran kita sedang ramai."

Tanpa pikir panjang, Zea langsung di tarik dan dibawa ke ruang ganti. Zea terlihat bingung.

"Ini, kenakan ini. Cepat ganti dan mulai bekerja." Pria itu menyerahkan clemek khas restoran pada Zea. Lalu, Pria itu langsung berlalu pergi.

Zea masih loding dengan apa yang baru saja terjadi. Ia menatap clemek yang ia pegang. "Kok jadi kayak gini sih."

Meski begitu, Zea tetap menurut. "Lumayan lah, dapet pekerjaan baru, tanpa harus ngelamar." Setelah terlihat rapi, Zea segera keluar dari ruang ganti.

Belum sempat menarik nafas, seseorang tiba-tiba menarik lengannya dan membawanya masuk ke dalam dapur. Terkejut, tentu saja, apakah semua orang disini hobi menariknya. Belum sempat mengeluarkan kata-kata, Zea telah di beri nampan berisi mie. "Cepat! Kirim ke meja no 47."

Meski masih bingung dengan cara kerja restoran, Zea tetap mengangguk saja. Zea keluar dari dapur dan menatap sekeliling. "No 47?" Gumanya pelan.

Untung saja otak cerdasnya masih berfungsi, ia menatap lekat sekeliling restoran yang sangat luas ini dan terlihat bahwa setiap meja terdapat nomor. Zea segera melangkah untuk mencari nomor 47.

Matanya berbinar saat menemukan nomor yang dicari. Zea melangkah dengan sopan. "Selamat siang, atas nama kak-" Zea mengechek nama yang ada di atas nampan. "Kak Lela?"

Mereka mengangguk. Zea meletakkan nampan dan dengan cantik menyajikan mie. "Terimakasih dan selamat menikmati." Setelah mengucapkan itu Zea segera berlalu ke dapur.

Dan yang awalnya ingin berkunjung kepada orangtuanya kini malah disibukkan dengan pekerjaan baru yang di dapat tanpa di diduga.

∆∆∆∆∆


Jam yang awalnya menunjukan jam 9 pagi kini telah menjadi jam 9 malam.

Untuk pertama kalinya, setelah bangun dari kejiwaan yang gila. Zea cukup bersyukur otak cerdasnya tidak ikut amnesia. Syukurlah, di hari pertamanya bekerja tidak ada masalah apapun meski ini baru pertama kalinya.

Zea membantu membersihkan seluruh restoran, karena sekarang sudah jam tutup.

"Ekhm..." Seseorang berdehem tepat di samping Zea yang sedang mengelap meja. Spontan Zea menoleh ke asal suara.

Comeback ✔️ [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang