11. Meet

9.7K 490 27
                                    

Happy Reading
.
.
.

Seperti biasanya, Nazea berangkat ke restoran. Hari ini Nazea berangkat tepat waktu. Jam menunjukkan jam 8 pagi.
"Tumben masih pagi sudah ramai."

Zea bergegas ke dapur dan melihat rekan kerjanya mulai sibuk dengan kegiatan masing-masing.

"Kak! Kakak tolong anterin ini di meja no 30." Suruh Dea saat melihat Zea tidak melakukan apapun.

Zea menurut saja, ia segera mengantarkan pesanan meja No. 30. "Atas nama mbak Meli."

Sang pemilik nama mengangguk. Zea segera meletakkan pesanan, "Mie petir level 2 sama Mie petir level 4. Selamat menikmati."

Setelah Zea bergegas kembali ke dapur, sepertinya hari ini sangat ramai.

Nazea sudah bolak balik mengantarkan pesanan, jujur saja ia agak lelah. Jam menunjukkan pukul 10 lewat. Zea memutuskan untuk istilah sebentar bersama rekannya yang bernama Rara.

"Hari ini tidak biasanya ramai sekali, padahal masih pagi." Ucap Zea seraya membuka tutup botol air putih yang ia bawa.

Rara menghadap Nazea. "Apa kau tidak tau?"

Zea mengerenyit. "Tidak tau apa maksudmu?"

Rara spontan memukul paha Zea. "Kau tau, Steven Cauther baru saja kembali ke indonesia, dan kemarin dia kemari dan memosting Mie kita di sosial medianya. Tentu saja, karena penggemar Steven sangat banyak dan Steven sendiri memberi bintang 9/10 membuat banyak orang berbondong-bondong kemari untuk mencicipi rasanya."

Zea mengangguk, oh... Jadi yang dimaksud Steven ini idola Dewi. Ternyata banyak yang mengidolakannya. Zea sendiri mengakui jika Steven sangat tampan.

"Dan kau tau, rating Mie petir kini naik gara-gara Steven." Rara berbinar jika menceritakan tentang seorang Steven. "Aku menyesal karena tidak melakukan shift sore kemarin." Rara menundukkan kepala, dan wajahnya cemberut mengingat jika ia tidak bisa bertemu idolanya kemarin.

Zea tertawa pelan melihat reaksi Rara yang menurutnya berlebihan, ia jadi mengingat saat ia masih kelas 1 SMA, ia juga melakukan hal seperti Rara jika menyangkut pria Tampan.

"Baiklah, ayo kembali bekerja. Daripada kau galau seperti itu."

Nazea menarik Rara yang lemas untuk kembali bekerja, pasti sekarang jumlah pembeli semakin meningkat.

"Na... Tolong antarkan ke meja no 7."

Zea mengambil alih nampan Mie tersebut dan bergegas ke meja No 7. "Selamat siang, atas nama Kak Zidan?"

Pria yang terlihat fokus pada ponselnya kini atensinya 100% fokus pada Nazea. "Kakak cantik!?"

Zea sedikit kaget, untung saja tampan, jika tidak mungkin Zea sudah menumpahkan mie yang ia bawa ke wajah pria bernama Zidan ini. "Atas nama Kak Zidan?"

"Ya betul.... Itu namaku kak... Jadi tolong di ingat." Zidan ini sama dengan Zidan sahabat Al.

Nazea tersenyum paksa. "Mie petir level 3... Selamat menikmati."

Saat Zea ingin pergi, lengannya sudah terlebih dahulu di cekal. Zea melotot, pria ini lancang sekalih mencekal lengannya.

"Ah.. maaf Kak...." Zidan melepaskan cekalannya. "Aku hanya ingin tau siapa nama Kakak."

Zea tidak merespon, ia memilih abai dan bergegas pergi. "Dasar pria aneh." Gerutunya pelan.

"Aku akan menunggumu Kak!" Pekik Zidan, hal itu membuatnya menjadi pusat perhatian. Karena Zidan sudah terbiasa menjadi pusat perhatian, dia jadi bodoh amat.

Comeback ✔️ [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang