10. Sosok tak Terlupakan

10.1K 485 16
                                    

Mohon berhati-hati dalam membaca, karena Typo di mana-mana dan mulai meraja lela.

Note : Author sangat gabut jadi sering update. ^^

__________________________________

Happy Reading 😙
.
.
.

Setelah acara potong kue, anak-anak dibiarkan bermain satu sama lain. Keanel sendiri mengawasi putra-putranya dari jarak lumayan jauh. Yang terpenting Putranya tidak hilang dari pengawasannya. Keanel juga menyuruh Ajuna untuk mengawasi Baby Je yang asik bermain dengan Laura.

Seseorang menepuk pundak Keanel. Keanel menoleh, dapat di lihat wanita paruh baya yang merupakan Ibu dan Oma untuk anak-anaknya.

"Ibu..."

"Apa yang sedang kau pikirkan El." Tanya Ibu dengan lembut.

Keanel menggeleng. "Bukan apa-apa Ibu."

Ibu menatap lurus. "Sepertinya kau memikirkan seseorang."

"Tidak Ibu.... Aku hanya merasa senang melihat anak-anak bahagia."

Keanel melihat ke arah Kian yang sibuk menjahili Ken dan tertawa lepas bersama Teman-teman sebayanya.

"Apa kau berniat mencari Ibu sambung?"

Keanel mengerenyit tidak suka. "Siapa yang mengatakannya!? Aku bahkan tak memikirkan itu sama sekalih."

Ibu menghembuskan nafas. "Aku hanya bertanya El.... Ku lihat, kakakmu gencar menjodohkan Kau dengan teman bisnisnya yang masih muda."

Keanel memijat pangkal hidungnya. "Jangan dengarkan dia bu, dia tidak pantas ikut campur rumah tanggaku."

"Mungkin kakakmu ingin yang terbaik untuk anak-anak El."

"Aku bahkan belum bercerai dan dia mendekatkan aku dengan orang lain?" Keanel tidak habis pikir dengan pemikiran Kakaknya.

"Apa kau berniat untuk menceraikannya El?"

Keanel Bungkam, ia masih tidak mengerti apa yang akan dia lakukan dengan istri gilanya itu. Keanel tidak peduli pada wanita itu, tapi di satu sisi ia selalu ingin mengetahui kehidupan wanita itu.

"Entahlah Bu....." Keanel mengusap wajahnya kasar, ia bimbang dengan kehidupannya.

∆∆∆∆∆

Baby Je sedang memakan kue bersama Laura. Seorang menghampiri Baby Je dan Laura.

"Mamiii..." Pekik Laura senang.

Je memperhatikan interaksi antara Laura dan Maminya.

"Laura.. biasakan jangan clemotan jika makan, kau tidak malu di lihat Keyjen?"

Laura melihat Baby Je yang memperhatikan interaksinya dengan Mami.

Laura tidak setuju. "Tidak! Je kan temanku."

"Tapi kan Key juga seorang pria sayang." Tutur Maminya pada gadis berusia 5 tahun itu. "Biasakan makan jangan sampe ke mana-mana, Mami tinggal. Laura baik-baik sama Key okey."

Comeback ✔️ [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang