43. Comeback

7.6K 363 3
                                    

Happy Reading 🥰
.
.
.


Hari ini, senyum tetap terpatri di bibir mungil Zea. Dan itu tidak pernah luntur.

"Kau yakin dia baik-baik saja?" Tanya Okta.

"Entahlah.... Aku sendiri juga kurang yakin, dia terlihat seperti itu sejak berangkat pagi tadi." Balas Nisa.

Mereka heran, kenapa sejak tadi Nazea terlihat tersenyum. Bahkan mereka juga melihat tingkah aneh Nazea yang tiba-tiba salting sendiri.

"Mbak Na.... Mbak kenapa?" Tanya Levi.

Zea yang sedang membersihkan meja langsung menoleh. "Ha? Kenapa?"

"Mbak kog dari tadi senyum-senyum sediri sih? Levi jadi takut." Levi bergidik ngeri, dan itu mengundang tawa Nisa dan Okta.

"Ck! Astaga Levi... Kamu kalo ngomong suka bener." Sahut Okta.

Dan itu membuat Nazea kesal. "Lebih baik kalian lanjutkan pekerjaan kalian." Nazea kembali mengelap meja.

Nisa tersenyum dan mendekat. "Cerita Na... Kenapa kau hari ini bisa terlihat senang."

"Iya.... Cerita-cerita!"

Nazea memutar bola matanya malas. "Lebih baik kita kembali bekerja, sebelum pak bos datang."

"Ih.... Mbak Na nggak seru!" Levi mulai merajuk.

"Tunggu." Nisa menghentikan Zea yang mengelap Meja. "Apa ini? Perasaan kemarin masih belum ada."

"Apa Nis..." Okta mendekat. "Wah." Okta menutup mulutnya, kala melihat cincin yang tersemat di jari manis Nazea.

"Cie... Habis di lamar ya Mbak na?" Tebak Levi.

Entah kenapa, mereka membuat Nazea kembali salting saat mengingat kejadian kemarin, tapi apa kemarin di sebut lamaran? "Bukan... Ini dar-"

"Eh..... Presiden datang!" Seru Ari, salah satu OB disini.

Mereka langsung berdiri tegak bersama beberapa karyawan dan staf yang ada di sekitar sana.

Nazea yang awalnya mengembangkan senyum kini berubah luntur, kala melihat Keanel yang datang bersama wakil sekertaris, dan jarak mereka terlihat dekat.

"Ih.... Presiden cocok ya sama Bu Winda."

"Hm... Cocok sih... Mereka sama-sama kaku."

"Ck! Iri banget."

"Couple gols kita."

Bisik-bisik karyawan terdengar di telinga Nazea, dan itu membuat jiwa dan raga Zea jadi ikut panas.

"Loh... Sekarang cemberut?" Nisa memperhatikan perubahan ekspresi Nazea.

"Itu pasti Mbak Na iri, melihat kedekatan Presiden dan wakil sekertaris." Ujar Levi yang terdengar polos.

Nazea menelan ludahnya. Apa Levi sadar dengan lagaknya. Nisa jadi bingung melihat lagak Nazea.

"Maksud Levi mungkin karena Naze tidak bisa bekerja bersama... Iya kan..." Ledek Okta.

"Ah.. begitu.... Sabarlah Nazea, Kau bisa kembali bersenang-senang setelah bekerja." Ujar Nisa.

Nazea menghembuskan nafas lega, ia kira Levi memang paham.

"Hm... Mungkin aku akan memberikan sedikit kejutan." Ujar Nazea sambil memberikan senyum yang agak di paksa.

∆∆∆∆

Nazea kini duduk di Cafe dekat Kantor. Tadi Keanel menghubunginya, ingin mengajaknya bertemu di rumah. Tapi karena Nazea sedang bekerja, jadi ia beralasan bahwa ia berada di dekat kantor. Jadi mereka bisa bertemu di Cafe.

Comeback ✔️ [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang