23. Are You Really My Mom?

10K 494 3
                                    

Hai! Hai! Hayyyyy..... Author comeback lagi ya yourobun.. seperti biasa, up nya Rendom. Jadi tidak terjadwal.

Yang suka ceritanya di betah-betahin ya..... Soalnya ceritanya kurang ih! 🥰🥰

__________________________________

Happy Reading 😙
.
.
.

Nazea bingung harus mulai dari mana, ia tidak terlalu memiliki pengalaman untuk bermain bersama anak kecil.

Nazea meletakkan Baby Je di sofa ruang tamu. "Kamu tunggu sini ya Key.... Mommy mau ganti baju."

Baby Je mengangguk patuh, ia dengan setia menunggu di sofa. Nazea sebenarnya masih agak canggung jika membahasakan dirinya di depan Keyjen dengan sebutan Mommy, tapi ia sendiri bingung harus bagaiman. Bukannya Nazea belum bisa menerima Baby Je, tapi rasa canggung itu membuat Nazea harus beradaptasi jika bersama Baby Je, semoga saja setelah hari ini ia akan lebih akrab dengan bayi itu, atau bisa dibilang anaknya?

Selepas mengganti pakaian dan membersihkan bekas darah Nazea bergegas menuju Keyjen. Dilihat bayi itu yang duduk diam saja dan tidak rewel.

Nazea duduk di sampingnya. "Kenapa Key tidak rewel?"

"Kenapa Mommy tanya cepelti itu?"

"Biasanya kan bayi kalo ditinggal Mommy-nya suka rewel."

Baby Je menggembungkan pipinya. "Je bukan bayi Mommy! Je sudah besal..." Je bersedekap dada pura-pura marah.

Zea yang melihat tingkah itu terkekeh geli. "Kenapa kau sangat lucu sekalih ihh... Mommy jadi gemes."

Nazea dengan gemas menggendong Baby Je dan menciumi seluruh wajah Je, sampai Baby Je tertawa senang.

"Em... Apa Key mau roti?" Tanya Zea, ia bingung harus melakukan apa, apa lebih baik ia membuat roti saja bersama Keyjen?

"Loti?" Baby Je memiringkan kepalanya, dan itu membuat Zea sangat gemas.

"Hem... Roti... Kalo Key mau, ayo buat roti bersama!"

Baby Je berbinar. "Belsama?"

Nazea mengangguk meng iyakan. Baby Je senang. "Let's go Mom!"

∆∆∆∆

Di kelas Al tidak bisa fokus pada studinya, entah kenapa pikirannya melayang pada adiknya. Ia jadi membayangkan, bagaimana jika Baby Je di hempaskan Mommy-nya dalam sekali hentakkan. Al menggeleng, ia tak ingin membayangkan itu.

"Al... Lo kenapa?" Tanya teman sebangkunya yaitu Aji.

Al menggeleng, lalu melanjutkan mendengarkan penjelasan dari guru. Untungnya tempat duduk Al di bangku paling belakang jadinya ia tidak terlalu terlihat guru. Al di belakang nggak berati bodoh ya teman-teman.

Aji sebenarnya ingin mengatakan sesuatu pada Al, tapi ia agak sungkan, tapi karena ia juga sedikit kepo nggak ada salahnya kan?

"Al..." Panggil Aji agak berbisik.

"Hem...." Jawab Al

Comeback ✔️ [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang