59. Tragedi

7.7K 386 6
                                    

Awas! Typo ada di mana-mana... Bisa kog bantu menandai dengan komentar. :)

Kalo ada Part yang kurang nyambung, boleh juga di tandai kawan. ^^

Sedekah votenya untuk hari ini teman... Nge-Vote tu gratis loh 👀

__________________________________

Happy Reading 🥰
.
.
.

Sudah satu minggu sejak hari dimana Zea sekeluarga pergi ke kediaman Utama keluarga Keanel.

Dan hari-hari Nazea kini tambah berwarna. Mulai dari anak-anaknya yang kini sudah tidak canggung lagi, meski Ken sedikit diam atau datar? Tapi Zea bisa merasakan kasih sayang Ken padanya.

Dan tak lupa, teman-temannya di kantor dulu mulai mengirim pesan permintaan maaf padanya karena pernah mengatai dan mengejek Zea. Dan itu membuat Zea senang sampai tertawa terbahak-bahak. Tapi karena kebaikan hati Zea, Zea dengan mudah memaafkannya.

Hubungannya dengan Keanel juga sudah semakin dekat, Zea sudah tidak merasa canggung lagi, meski terkadang ia sering salting. Tapi tenang saja, ia tidak sampai mimisan Kog.

Bel rumah berbunyi, Nazea sebagai tuan rumah menghampiri tamu

"Kakak ipar?" Raut Zea berubah datar saat mengetahui siapa yang datang.

"Oh... Kau ternyata juga tinggal di kediaman adikku?"

"Tentu saja... Aku istrinya."

"Cih! Dasar benalu."

"Lebih baik Kakak duduk dahulu." Nazea menyuruh Elis untuk duduk terlebih dahulu.

"Siapa kau berani mengaturku!"

"Jika kakak lupa, aku akan mengingatkan kalo Saya Nyonya di rumah ini."

"Kau-"

"Apa kak? Kakak berani mengatur saya? Saya yang memiliki wewenang penuh rumah ini." Potong Nazea.

"Jika kakak tetap tidak bersikap selayaknya tamu yang sopan, saya bisa saja mengusir kakak dari kediaman ini." Lanjut Zea.

"Cih!" Meski begitu Elis tetap menurut.

Nazea juga ikut duduk berhadapan dengan Elis. "Jadi, apa yang membawa Kakak ipar kemari?"

"Bukankah aku sudah menyuruhmu untuk meninggalkan adikku? Lalu kenapa kau masih di sisinya!"

"Bukankah adik kakak yang tidak ingin meninggalkanku?" Ya memang itu kenyataannya, saat Nazea sudah setuju untuk bercerai, Keanel malah menolaknya dan mengatakan mereka tidak bercerai, benar begitu bukan? "Bukankah aku dulu sudah mewujudkan keinginan kakak untuk melakukannya?"

Ingatannya kembali saat dulu Elis menyuruh Zea untuk menceraikan Keanel dengan segala bualan-nya.

Flashback on.

Elis datang ke rumahnya membawa map berwarna coklat dan meletakkan di depan Nazea.

"Apa ini Kak?"

"Cih! Aku benci mendengar panggilan itu darimu!" Elis menatap tajam Zea. "Bukankah kau punya mata untuk sekedar membacanya?"

Nazea meneguk ludahnya, ia segera membuka dan melihat apa isinya. Nazea membacanya perlahan, matanya melotot.

"Apa ini! Apa maksud kakak!?"

"Bukankah kau sudah membacanya?"

"Kenapa kakak memberikan ini padaku? Aku tidak menginginkannya!"

Comeback ✔️ [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang