Flashback

9.3K 343 3
                                    

............Awal dari semua...........

Nazea Side Story
.
.
.

Hari itu, hari dimana orang Tua Nazea terlilit hutang yang cukup besar. Karena ayahnya yang suka berjudi membuat keluarganya terlilit hutang.

"Pokoknya Kau harus menuruti perintahku!" Putus Ayah Zea.

Zea sampai berlutut di bawah kaki Ayahnya. "Zea mohon ayah.... Jangan jual Zea..... Zea nggak mau nikah sama Om-om Ayah."

Ibu Zea yang melihat putrinya tidak setuju langsung mendorong dengan keras hingga Zea terhuyung ke belakang. "Kamu mau jadi anak durhaka!? Kau mau lihat kita mati begitu saja hem!?"

"Tidak Ibu... Pasti ada jalan keluarnya hik.... Tapi Zea mohon hikss... Jangan Jual Zea..." Zea bersujud dihadapan ayah dan ibunya.

Ayah dengan tidak teganya menendang tubuh Zea.

Bughh

Zea menangis tersedu-sedu. "Dasar anak tidak berguna."

Ayah Zea menyeretnya Zea menuju kamarnya, lalu didorong dengan kuat sampai punggungnya tertabrak Kasur.

"Akhss..." Zea memegang punggungnya yang terasa ngilu, pasti kulitnya mengelupas.

"Tinggal di sini sampai mereka menjemputmu!!"

Setelah mengucapkan itu ayah keluar kamar.

Brakk!

Pintu di kunci dari luar. Nazea tidak bisa melakukan apapun jika sudah begini. Yang bisa ia lakukan hanya menangis dan meratap sakit di sekujur tubuhnya.

Dan yang paling menyakitkan adalah hatinya, hatinya seperti merasa gusah dan gatal, seolah ada benda tak kasat mata yang menyayatnya secara perlahan.

Bisanya jika ia stres ia akan membayangkan sesuatu yang menyenangkan, tapi untuk kali ini, otaknya buntu. Pikirannya kosong, perasaanya sakit, tubuhnya lemah.

"Ha..... Hikss..... Sakit tuhan...." Tangisnya lirih.

Hingga beberapa menit kemudian tangisnya menjadi sebuah tawa.

"Hahahahaaaaa......"

"Hahaahaaaa..."

"Lucu banget.... Hahahahahah......"

Tawanya semakin menjadi jadi, tak lama tatapan berubah tajam. Ia memandang sekeliling, dan matanya bertatapan dengan cermin yang memantulkan bayangannya.

Perlahan Nazea mendekat ke arah cermin, tubuhnya seolah tidak merasakan rasa sakit. Zea bersmrk menatap bayangannya sendiri, diselingi tawa yang terputus-putus.

"Hei...." Bisiknya lirih, tangan kanannya terangkat menyentuh cermin. "Hik... Hikssss...." Isaknya berhenti, tergantikan tatapan yang tajam.

Brak!

"Lo gobok Zea!" Teriaknya. Zea meninju cermin sampai retak, kepalan tangannya mengeluarkan darah.

"Ha.. ha.. hahaha...." Tawanya putus-putus.

Brak'

Brak'

Brak' Bark Barak!

Brak'

Brak'

Zea meninju cermin hingga cerminnya rontok. Kulit tangannya sudah mengelupas dan darah mengalir.

Zea menyeret tubuhnya ke atas kasur dan tiba-tiba kembali menangis sampai terlelap.

∆∆∆∆∆

Comeback ✔️ [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang