32. Kenyataan yang Tersembunyi

9K 383 3
                                    

Happy Reading ♥️
.
.
.

Sudah dua hari ini Nazea tidak bekerja di restoran mie. Jadi untuk hari, ia menghabiskan waktunya untuk membersihkan barang-barang. Ia ingin menata dan memilah-milah barang yang sekiranya masih penting dan tidak penting.

"Hah.... Ternyata barangku banyak sekalih..."

Nazea menatap beberapa tas dan sepatu ber merek yang sepertinya ia koleksi. "Apa aku memang suka meng-koleksinya ya?"

Nazea membongkar lemari dan membongkar semua pakaiannya. "Ck ck ck! Apa aku baru menyadari jika banyak sekalih baju yang bagus? Kenapa aku hanya memakai baju hanya ini ini saja?"

Nazea memang tidak terlalu fokus pada pakaian miliknya yang lama, ia hanya memakai pakaian itu-itu saja, seperti daster, kaos oblong dan celana kain. Zea mah cuci kering pakai.

Nazea melihat baju-baju itu, ada beberapa merek terkenal. Nazea mengambil satu dan mencobanya. Nazea menatap tubuhnya di cermin.

"Wah... Bagus sekalih.. sayangnya ini terlalu seksi." Nazea melihat pakaian yang lainnya.

Hanya beberapa yang terlihat seksi, seperti gaun pesta dan baju ketat beberapa. "Kalo di pikir-pikir seleraku not bad sih ya..."

Nazea kembali menata bajunya di almari dan tas serta sepatunya ia kembalikan di lemari juga. Namun, saat Nazea ingin mengganti kertas bagain lemari bawah ia malah menemukan map berwarna hijau.

Nazea mengambil map itu dan meletakkan di kasur, ia ingin membereskan dahulu barang-barangnya.

Setelah bagian lemarinya rapi Nazea ingin merebahkan tubuhnya di kasur.

"Akh... Akhirnya punggungku bisa beristirahat juga." Nazea merentangkan tangannya.

Prek'

Tangan Nazea menyentuh sesuatu, Zea segera mengambil benda itu ternyata map hijau tadi.

Nazea membuka map itu. Tidak biasanya ia menyimpan map penting di dalam lemari tempat sepatu.

Nazea membuka isiannya yang hanya terdapat kertas seperti sura dokumen. Nazea ingi memasukannya kembali namun gerakannya terhenti saat matanya tertarik saat membaca Kata 'PSIKOLOGI'.

Nazea segera membaca keseluruhan surat itu yang sepertinya surat dokter. Seketika ekspresi wajah Zea berubah ubah, kadang terkejut dan kadang terlihat serius.

Pertanyaannya apa memang Nazea yang dulu sering mengunjungi psikiater? Nazea melihat tanggal dari dokumen itu. Dan sepertinya Nazea sudah lama mengunjunginya.

Jadi, bukankah berati Nazea yang dulu sudah mengetahui jika psikologinya terganggu? Dan karena itu, perlahan mentalnya rusak karena depresi? Apa karena itu ia sering menyakiti anak-anaknya? Itu sebabnya ia bisa masuk RSJ? Apakah tidak ada yang mengetahuinya jika Nazea memang mengalami gangguan Psikologis? Zea tidak terkejut jika tidak ada yang mengetahuinya. Karena Nazea cenderung menyimpan semua sendiri.

Nazea membolak balik dokumen tersebut, ia kurang paham dengan isinya. "Apa aku harus pergi menemui psikiater ini?"

"Jika aku tidak pergi, maka aku tidak akan tau bukan?"

"Aku hanya ingin tau apa penyebabnya dan apa saja yang kulakukan saat di sana."

Zea melihat dokumen itu dan mencari nomor telepon yang bisa di hubungi. "Dapat."

"Akan ku hubungi nanti."

∆∆∆∆

Kian tengah duduk di sisi lapangan. Ia memperhatikan teman-temannya yang tengah bermain sepak bola.

Comeback ✔️ [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang