22. Duo Bungsu

9.8K 465 13
                                    

Happy Reading 🥰
.
.
.

"Daddyy....." Baby Je naik di ranjang dan duduk di samping Daddy-nya yang masih tidur.

Baby Je memencet-mencet hidung Daddy-nya. "Daddy bangunnn.... Dad.."

"Euggh..." Keanel mulai mengerjab, dan menatap langit-langit kamar, ia merasakan hidungnya di pencet.

"Daddyy... Dad..."

Keanel menoleh ke samping, dilihat Baby Je yang sudah rapi. Keanel memeluk tubuh mungil itu dan kembali memejamkan mata. "Why Baby? Ayo tidur lagi." Ajak Keanel.

Baby Je menggeliat. "No! Daddy... Daddyy... Bangunn..." Baby Je mengguncang lengan berotot milik Daddy-nya.

"Ayo!! Kita ke lumah Mommy!" Ajak Baby Je dengan semangat.

Keanel yang semulanya menutup mata langsung membuka matanya lebar-lebar. "Apa Baby?" Keanel menatap wajah menggemaskan Baby Je.

Baby Je menepuk jidatnya. "Daddyy... Dad lupa kita ke lumah Mommy hali ini?"

Keanel langsung bangkit dari posisi tidurnya. Ia melihat jam yang tertempel di dinding, dan ini masih pukul setengah 6 pagi dan apa ini? Baby Je sudah siap? Sejak kapan bayi ini mau bangun pagi?

"Ayo Daddy cepat! Je ingin beltemu Mommy...." Pekik Je.

"Baby tunggu dulu, Baby sarapan dulu."

Baby Je menggeleng. "Je mau makan cama Mommy!"

Keanel memijat pangkal hidungnya. Ia dibuat pusing oleh pekikan putranya di pagi hari. "Keyjen...." Panggil Keanel dengan suara beratnya.

Baby Je langsung melipat bibirnya kedalam. "No Daddy...." Ujarnya lirih seraya menunduk.

"Baby.. jika Baby memaksa sekarang, kita tidak jadi pergi." Ancam Keanel. Ia jadi ingat jika pagi ini ada rapat.

"Eeee... Daddy." Rengek Je sambil menggoyang-goyangkan tubuh mungilnya.

"Je....."

Dengan raut kesal Keyjen segera turun dari kasur dan keluar kamar.

Brak'

Je menutup pintu dengan keras dan segera berlari ke kamar Abang sulungnya.

Keanel melihat itu meraup wajahnya, Keanel segera bangkit dan mempersiapkan diri.

∆∆∆∆

Di meja makan hari ini Baby Je ingin duduk sendiri dan makan sendiri. Jadi Al menurutinya.

Baby Je dengan perlahan makan dengan sendiri meski makannya entah itu lauk atau nasinya suka jatuh itu tidak membuatnya kesal, apa lagi sekarang mulutnya yang belepotan.

"Baby... Lebih baik Baby abang suapi ya?" Tawar Al yang melihat Je makan dengan belepotan dan itu membuat Al khawatir, untung saja ia memakaikan kain di leher Je agar tidak mengenai bajunya.

"No! Je bica!" Je terus melanjutkan makannya dan sesekali bersenandung. "Hemm... Hemm..."

Kian melirik adiknya, jika melihat lagak adiknya sepertinya suasana hati adiknya itu sedang senang.

Comeback ✔️ [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang