02. Alone?

12.8K 560 3
                                    

Maaf kalo cerita nya agak kurang greget dan seru, soalnya Zu sendiri bingung gimana nulisnya.

__________________________________________

Happy Reading!
.
.
.

3 minggu lebih telah berlalu

Nazea sudah sangat sabar menjalani rangkaian kehidupannya di RSJ, ia rela dan ikhlas di perlakukan layaknya orang gila. Dan perlahan lahan, ia mulai pulih dan secepatnya ia bisa kembali.

Hari ini seperti yang direncanakan, Nazea atau lebih singkatnya Zea berencana menemui Dokter Ahris. Ia ingin bertanya tentang kebenaran yang ia alami. Suster bilang Zea sudah 75% normal.

Kini Zea berhadapan langsung dengan Ahris. Zea yang menatap datar sedangkan Ahris menatap Zea ramah. "Ada masalah apa Nona?"

Zea melipat kedua tangannya diatas dada. "Sepertinya yang pernah Anda katakan sebelumnya." Zea menjeda ucapannya sejenak. "Bagaimana Saya bisa berada di sini? Dan siapa yang membawa saya kesini."

"....." Ahris memijat keningnya pening.

"Anda harus menjawabnya Tuan Dokter! Saya hanya ingin tau kebenarannya saja, dan setelah ini saya akan meninggalkan rumah sakit-" Zea menutup kedua matanya mengingat tempat ini. "RSJ.... Dan Saya tidak akan mengganggu Anda lagi."

Ahris menghembuskan nafas panjang, ia bingung harus menjawab bagaimana. "Baiklah Nona." Ahris mencari file yang merujuk pada Zea. Setelah ketemu ia langsung membuka.

Ahris membacanya terlebih dahulu, lalu berdehem sejenak. "Kehm..... Begini Nona Annazea, 4 tahun yang lalu seorang pria membawa anda dalam keadaan yang cukup-"

Zea menaikan sebelah alisnya. "Cukup gila maksud mu."

"Ehkmm.. bukan begitu Nona, maksud saya nona cukup memperhatikan. Sepertinya Anda sebelumnya memang sedang di rawat dirumah sakit, dan saya kurang tau apa penyebabnya. Dan untuk yang membawa Anda kemari-"

"Siapa!" Potong Zea.

"Mohon untuk tenang Nona." Ahris mencoba menenangkan Zea yang terlihat emosi. "beliau adalah Tuan Ajuna."

"Ajuna? Siapa dia?"

"Saya kurang tau Nona, beliau yang menjadi wali Anda."

Zea berusaha keras mengingatnya tapi Nihil, tak ada satupun nama Ajuna yang pernah ia kenal. "Sebenarnya apa yang terjadi?" Gumma Zea lirih.

"Bagaimana Nona?" Tanya Dokter Ahris yang sepertinya mendengar gumaan Zea.

"Ha?" Zea mengedipkan mata tiga kali lalu. "A... Satu lagi Dokter, kalo boleh tau apa anda mengetahui alamat rumah saya? Saya berencana besok akan keluar dari sini dan untuk admistrasi-"

"Tentang saja Nona, seluruh biaya Administrasi telah diselesaikan oleh Tuan Ajuna, dan besok suruhan tuan Ajuna mungkin yang akan menjemput Anda."

Tanpa mau repot memikirkan yang lain, Zea mengiyakan saja. Otaknya terlalu berat memikirkan apa yang telah terjadi selama 15 tahun terakhir yang Zea jalani.

∆∆∆∆∆

Nazea menatap keluar jendela mobil, ia tak ingin memikirkan siapa pria yang sekarang mengantarkan ia pulang. Zea hanya menurut saja tanpa mau mendebat, ia merasa sangat lelah. Entah siapapun Ajuna itu Zea tak perduli, entah itu Suami atau apalah Zea tidak akan peduli.

Otaknya mulai menyusun rencana, ia ingin memulai hidup baru dan menjalani semua dari awal. Meski pada kenyataannya memang sangat berat.

Comeback ✔️ [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang