PROLOG

736 117 63
                                    


Helloooooo, rakyat oren!

Welcome to the lapak Pastel! Ini adalah karya pertama yang Pastel buat. Dan pastinya masih banyak kekurangan di dalamnya. So, mohon maklumi, yh. Bowlehh kok, kalian bantu koreksi. Itu akan sangat membantu!

Have a nice day, guys! Hehehe

Selamat menyelam ke dalam dunia imajinasi Pastel!

_________________
---------------------

Angin berembus dengan kencang, dinginnya menusuk tulang, dan tak ada tempat untuk pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Angin berembus dengan kencang, dinginnya menusuk tulang, dan tak ada tempat untuk pulang. Dia Ezra. Lelaki yang dipaksa untuk menjadi sempurna. Mamanya yang tak pernah mendukung hobinya—melukis—membuat Ezra semakin terasa sesak. Ia hanya ingin bebas. Ia hanya ingin Mamanya—Ratu mendukung apa yang anaknya cita-citakan, layaknya para Ibu di luaran sana.

Mendapatkan nilai sempurna, adalah suatu keharusan. Jika tidak sempurna, maka tidak ada kasih sayang. Ratu selalu protektif dengan nilai. Bahkan, nilai 80 pun, tidak dapat menyenangi Ratu.

Kepingan memori bersama dengan Ratu, terus berputar di kepala Ezra.

"PADAHAL SUDAH MAMA BUANG SEMUANYA! KAMU MAU MENGIKUTI JEJAK LELAKI ITU, HAH? ANAK DAN BAPAK SAMA-SAMA BERENGSEK!"

"ANAK SIALAN KAMU!"

"TIDAK ADA LAGI MELUKIS! TIDAK ADA LAGI CAT! TIDAK ADA LAGI KUAS! SEMUANYA YANG BERHUBUNGAN DENGAN MELUKIS, MAMA BAKAR!"

"SUDAH MAMA BILANG BERAPA KALI, MAMA NGGAK SUKA KAMU MELUKIS! MELUKIS NGGAK BAKAL BIKIN KAMU SUKSES, EZRA!"

Plak!

"Itu adalah hukuman, karena kamu mendapatkan nilai jelek dan bolos les!"

Ingatan yang menyakitkan. Ezra sudah bertahan atas semua yang terjadi pada kehidupannya, tapi kini ia sudah mencapai batasannya. Ia lebih memilih menyerah. Toh, jika ia mati, dunia akan tetap berjalan seperti biasanya, bukan?

Selangkah demi selangkah, Ezra arungi. Netranya menatap kosong ke depan. Malam yang begitu dingin, disertai angin yang membuat rambut Ezra tak beraturan. Penampilannya sudah kacau, sama seperti kehidupannya.

"Ezra sayang sama Mama ...."

Tubuhnya sudah kehilangan keseimbangan, dan pandangannya mulai mengabur karena air matanya. Ezra tersenyum seraya menutup matanya sayu.

_________________
--------------

Masih awal, broh, wkwkwk. Calm down.

Jika ada yang ingin promosi karya ini, silakan. Itu sangat membantu Pastel banget( ◜‿◝ )♡

See u in the next chapter!

Kanvas RusakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang