Ch. 32 - Farel si Genius

33 3 0
                                    

Oh, my God
Baby, baby don't you see-e-e
I got everything you ne-e-ed
O-only a genius could love
A woman like she
I'm a ge-ge-ge-ge-ge-ge-genius
A ge-ge-ge-ge-ge-ge-genius
A ge-ge-ge-ge-ge-ge-genius

Genius—LSD feat. Sia, Diplo, Labrinth



"Gercep banget lo naro komputer di galaksi studio," kata Ezra sembari memandang Farel yang tengah mengotak-atik komputer

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gercep banget lo naro komputer di galaksi studio," kata Ezra sembari memandang Farel yang tengah mengotak-atik komputer.

Setelah berhasil menghindari kejaran dari satpam sekolah dan guru BK, ketiga remaja itu kini bolos ke sebuah tempat, yaitu Galaksi studio. Meta yang baru saja tahu tempat ini, menatap kagum ruangan yang penuh akan kanvas lukis. Terlihat aesthetic. Seni memang spektakuler!

"Sebelum berangkat sekolah, gue udah tahu berita itu. Terus gue suruh bodyguard gue buat taro nih, komputer ke sini, karena pasti lo bakal suruh gue buat usut kasus ini. Gimana? Cerdas kan, gue?" bangga Farel sambil menatap Ezra dengan menaik turunkan alisnya.

"Cerdas tapi berangkat sekolah pake celana kebalik," celetuk Ezra menohok Farel.

Meta yang mendengar lantas tertawa. "Tapi asli, deh, Kak. Nggak expect kalo murid yang ketawa-ketawa itu, ternyata ketawain lo yang pake celana kebalik!" timpal Meta yang diketawai oleh Ezra.

Farel menatap kesal ke arah Meta dan Ezra. "Nggak usah diingetin, elah," ucap Farel seraya memutar bola matanya malas.

Tiba-tiba Meta teringat sesuatu. Ia merasa ada yang kurang di sini. Ya, Fanny! "Kak Fanny ke mana? Kok, nggak ikut?" tanya Meta.

"Oh, iya, Fanny lagi sama Bu Yuna buat ngebahas perlombaannya kemarin. Fanny titip pesan buat lo, katanya jangan dengerin apa kata orang-orang, sebaik-baiknya kamu, yang hanya tahu kebenarannya, ya, cuma kamu. Intinya kata Fanny, dia percaya sama lo, lo nggak mungkin berbuat kayak gitu," jelas Farel panjang lebar menyesuaikan apa yang dipesan oleh Fanny untuk Meta.

Meta mengulum senyum dalam-dalam. Kata-kata dari Fanny membuatnya cukup lega. Setidaknya, ada beberapa orang dipihaknya yang tidak termakan berita palsu. Ia berharap, Numi juga menyusulnya.

"Emmm, Kak Fanny pernah sekolah di akademi itu nggak? Mungkin kalian tahu?" tanya Meta sedikit penasaran.

Ia hanya ingin tahu. Saat melihat permainan biola Fanny di lomba kemarin, skill-nya seperti bukan orang yang belajar secara otodidak. Berani mengambil lagu yang terbilang sulit dengan teknik khusus yang Meta ingat pernah diajarkan di Academy Linnet. Teknik itu sama persis dengan apa yang dimainkan Fanny di atas panggung, walaupun permainannya sempat kacau di tengah. Dan teknik itu, hanya bisa dimainkan oleh murid di akademi saja. Tidak diajarkan di mana pun, selain akademi Linnet.

Kanvas RusakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang