Last Chapter

20 1 0
                                    

Takkan hilang cintaku padamu
Takkan hilang walau kau
memilih pergi
Takkan hilang ...
Sampai di ujung waktuku
Mencintamu

Tak kan hilang-Budi Doremi




Meta langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat setelah ada seseorang yang menelpon ambulance

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Meta langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat setelah ada seseorang yang menelpon ambulance. Sementara Ezra sudah menelpon semua teman-temannya, Ratu dan Wili beberapa menit lalu.

Kini Ezra sibuk mondar-mandir memikirkan Meta yang kini tengah melawan rasa sakitnya. Sesak kian menghimpit di dada, rasa bersalah mulai muncul di hati. Andai saat itu ia segera mendorong Meta, pasti gadis biolanya akan baik-baik saja. Ia terus memanjatkan doa kepada Sang Maha Kuasa tanpa henti. Hatinya gundah gulana memikirkan Meta.

Ezra mengacak-acak rambutnya kesal, pun bibirnya ia gigit kencang, lalu mengusap gusar wajahnya seraya memejamkan mata. Ezra tampak frustrasi.

Sebuah brankar melaju dengan pasien di atasnya. Mata pasien yang letih itu bertatapan lekat dengan Ezra yang kini menatapnya juga. Ezra mengenalinya, pun pasien tersebut mengenalinya dan Ezra membencinya. Ezra sama sekali tidak peduli dengan orang itu sekalipun dia mati.

Tatapannya terputus kala mendengar suara langkah kaki yang berdatangan ke arah Ezra. Dia adalah Wili, Ratu dan teman-temannya yang lain. Mereka benar-benar terlihat khawatir, terutama Wili.

"Bagaimana keadaan Meta?" tanya Wili.

Ezra hanya menggeleng lemah sebagai jawaban. Membuat Wili terduduk lemas di bangku rumah sakit. Ezra mulai menceritakan semua kejadian saat Meta kecelakaan dan Wili mendengarnya dengan saksama.

"Maaf ... maaf karena nggak bisa lindungi Meta. Ezra gagal Om, Ezra gagal. Padahal selama ini Meta udah nemenin Ezra lama, tapi Ezra bodoh karena nggak merasakan itu," ucapnya dengan suara bergetar. Matanya bahkan sudah berkaca-kaca.

Wili menepuk punggung Ezra pelan. "Kamu nggak salah apa-apa, Zra. Mau Om ceritakan kenapa Meta bisa tidak ingat kamu yang sebagai teman kecilnya?" tawar Wili seraya tersenyum tegar.

Sontak Ezra mengangguk. Wili mengembuskan napasnya perlahan, lalu mulai menceritakan saat di mana Meta mulai kehilangan ingatannya. Saat itu, Meta yang sudah pindah ke ibu kota mengalami kecelakaan. Meta kecil tertabrak mobil dan kepalanya cedera cukup parah membuat Meta kehilangan ingatan masa lalunya. Yang di mana termasuk masa-masa saat bermain bersama dengan seseorang bernama Eja.

Sejak saat itu, Meta mulai melupakan Eja dan melanjutkan hidupnya dengan bermain biola di akademi Linnet. Hingga kejadian yang membuatnya trauma datang, Meta dan Wili kemudian pindah kembali ke Bogor.

Tepat setelah menceritakan itu, dokter keluar dari ruangan. Membuat Ezra dan yang lainnya langsung menghampiri dokter tersebut.

Dokter itu menggeleng lemah. "Maaf, pasien sudah banyak kehilangan darah terutama di bagian kepala, jantungnya bahkan sudah rusak karena cedera yang parah. Kami tidak bisa berbuat-"

Kanvas RusakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang