Ch. 38 - My Heroine

34 4 0
                                    

When everything feels like the movies
Yeah, you bleed just to
know you're alive
And i don't want the world to see me
Cause i dont think that they'd understand

IrisGoo Goo Dolls



Saat ini Ezra sudah berada di ruangan yang cukup besar di sebuah kampus yang mengadakan perlombaan melukis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat ini Ezra sudah berada di ruangan yang cukup besar di sebuah kampus yang mengadakan perlombaan melukis. Ezra sudah ditemani kedua temannya tak lain Farel dan Meta. Fanny? Entahlah. Semenjak kejadian di rooftop sekolah waktu itu, Fanny menjauhi Ezra dan yang lainnya. Tidak pernah sekalipun bertegur sapa, bahkan tempat duduknya pindah. Bukannya harusnya Meta yang marah kepada Fanny? Kenapa jadi Fanny yang merasa paling tersakiti?

Tidak ada manfaatnya jika terus dipikirkan. Yang terpenting, ada Farel dan Meta yang kini mendukungnya di belakang. Biarlah waktu yang menjawabnya. Mungkin Fanny saat ini tengah merenungi kesalahannya.

"Kepada seluruh peserta perlombaan melukis, silakan berkumpul di tengah ruangan. Akan ada sesi pengarahan terlebih dahulu, terima kasih."

"Gue ke sana dulu, ya!" kata Ezra.

Farel menepuk punggung Ezra pelan. "Gue yakin lo pasti menang," ucapnya seraya tersenyum.

"Semangat, ya! Kalo menang jangan lupa traktir!" sahut Meta.

Ezra tersenyum menanggapi, kemudian menyentil kening Meta gemas. Kelakuannya dari dulu tidak pernah berubah, selalu saja menyentil dahi dan berakhir membuat Meta kesal.

Setelahnya Ezra mendengarkan pengarahan, lalu mulai mengambil tempat yang sudah disiapkan untuk para peserta lomba. Kini Ezra sudah dihadapkan oleh kanvas dan juga palet. Ia tersenyum ketika mendapat inspirasi yang akan ia tuang ke kanvas lukis. Dia seseorang yang sangat berarti di kehidupan Ezra. Seseorang yang Ezra cintai lebih dari apa pun di dunia. Tak lain mamanya, Ratu.

Ia sengaja tak memberitahu Ratu mengenai perlombaan ini. Niatnya Ezra akan memberikan Ratu kejutan ketika selesai perlombaan, yaitu sebuah kanvas yang melukiskan betapa cantiknya Ratu. Ezra bertekad akan mengalahkan puluhan peserta dan memenangkan perlombaan ini.

Jari-jemari lentik milik Ezra, sudah mulai menari di atas kanvas. Dirinya terus tersenyum memikirkan wajah cantik mamanya.

Beberapa jam sudah berlalu dan perlombaan dinyatakan usai. Para peserta kini tengah menunggu hasilnya dengan tegang. Jika menang, lukisannya akan dipajang di ruang terbuka di tempat penghormatan. Pemenang hanya ada tiga juara.

Para peserta berbondong-bondong ke depan ruangan tersebut sembari ditemani orang tersayang. Beberapa menit lagi, hasilnya akan ditampilkan.

"Lo lukis apa, Ja?" tanya Farel.

Kanvas RusakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang