All i wanna be , yeah all i ever
wanna be, yeah, yeah
Is somebody to youSomebody To You-The Vamps
•
•
•
Meta dibuat bingung oleh seluruh murid di sekolahnya. Saat ia baru sampai dan ingin pergi ke kelasnya, di setiap koridor, Meta selalu dipandang oleh semua murid. Kadang mereka berbisik sambil matanya melihat ke arah Meta. Tak ingin berpikiran negatif, lantas Meta terus berjalan tanpa memperdulikan sekitar.Meta terhuyung saat tiba-tiba seseorang menyenggol pundaknya sengaja. Dia Gala Maheswara.
Gala tersenyum menyeringai. "Diam-diam menghanyutkan lo, ya. Dasar jalang," cercanya tiba-tiba.
"Apa?" Seketika pupil Meta membesar.
"Lah, lo belum tahu berita tentang lo?" Gala terkekeh, lalu menunjukkan ponselnya pada Meta. Memperlihatkan sebuah gambar yang menyatakan bahwa Meta adalah seorang jalang di akademi Linnet, di mana dulu ia bersekolah di sana. Di foto itu, terlihat wajahnya dengan wajah Ganendra.
Tak cukup sampai di situ, Gala kembali menunjukkannya sebuah video bernara sumber Ganendra. Di situ, Ganendra menjelaskan bahwa Meta Serophina telah menggodanya. Video itu telah viral dulu di akademinya. Tapi sekarang, video itu kembali viral di sekolah barunya saat ini.
Semua orang akan percaya dengan berita palsu itu, karena yang bicara adalah orang penting. Ganendra.
Pertanyaanya, siapa yang pertama kali menyebarkan berita ini?
"Nggak usah munafik lo, Gal! Lo dulu juga pernah berbuat HS, 'kan di sekolah? Karena uang suap dari orang tua lo, lo masih bisa bersekolah di sini," berang Meta membuat Gala diam tidak berkutik.
"Dan satu lagi, itu berita palsu," lanjut Meta, lalu berjalan cepat meninggalkan Gala.
Hanya ada satu nama yang ia pikirkan di kepalanya. Hanya dia satu-satunya orang yang tahu masa lalunya ini. Ezra.
Plak!
Meta menampar pipi Ezra tiba-tiba di kelas. Untungnya kelas masih sepi. "Lo kan yang nyebarin berita tentang gue?" sungut Meta.
"Nggak mungkin gue ngelakuin itu, Ta!" bantah Ezra.
"Tapi cuma lo orang yang satu-satunya tahu tentang masa lalu gue!"
"Bukan berarti gue pelakunya! Ta, gue tahu lo lagi kalap, lo nggak bisa berpikir jernih sekarang. Kita cari bareng-bareng pelakunya, ya?" ungkap Ezra lembut.
Rasanya Meta ingin menangis sekarang. Matanya sudah berkaca-kaca, tapi ia tahan. Bukan saatnya menangis. Situasi sedang genting, menangis bukan solusinya.
"Si bajingan itu?" tebak Meta.
Ezra mengangguk. "Gue juga curagain dia. Tapi kita harus selidiki dulu, benar atau nggak kalau Ganendra yang nyebar. Kita harus punya bukti."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kanvas Rusak
Teen Fiction[End] Bagi Ezra, melukis adalah napas. Tetapi karena masa lalu membuat Ratu-mamanya mulai merenggut napasnya itu. Di tengah asa yang mulai pupus, Ezra dipertemukan oleh seorang gadis dengan biola dipelukannya. Kisah mereka akan abadi di sebuah kanva...