Ch. 37 - My Queen

9 1 0
                                    

Saying you'd wait for me to stay
I know it hurts you
But i need to tell you something
My heart just can't be faithfull for long
I swear i'll only make you cry

Cry—Cigarettes After Sex



•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ezra mengendarai motornya dengan kecepatan sedang. Ia baru saja mengantar pulang Meta. Dan sekarang, pikirannya terus melayang dengan ucapan Fanny di rooftop sekolah tadi. Hatinya berkecamuk. Sebenarnya ia yang kurang peka atau memang bodoh tidak mengetahui isi hati Fanny yang notabennya sebagai teman dekatnya? Pertemanannya bahkan bisa dikatakan sedang di ambang kehancuran karena seonggok cinta anak muda.

Dengan embusan napas kasar di balik helmetnya, Ezra mengegas motornya dan melaju di jalanan utama dengan kecepatan tinggi sembari mencoba mengusir perkataan Fanny dari isi pikirannya.

Sesampainya di rumah, Ezra melihat Ratu yang baru saja membukakan pintu pada seorang pria. Ezra melangkahkan kakinya mendekati pintu itu secara perlahan sembari mengamati pembicaraan mereka.

"Tahu dari mana rumah saya?" tanya Ratu datar.

Radit tampak tersenyum kaku. "Ratu. saya senang bisa melihat kamu sek—"

"Pergi!" potong Ratu bengis, tatapannya menandakan rasa benci yang begitu dalam.

"Saya bisa jelaskan semuanya di sini, Ratu! Saya akan meluruskan kesalahpahaman ini," katanya dengan nada memohon.

Ratu terkekeh miris. "Salah paham? Bertahun-tahun Anda hilang selama ini hanya Anda sebut salah paham? Apa kesalahpahaman ini membuat Anda gila sekarang?" cerca Ratu.

"Saya dijodohkan secara tiba-tiba, Ratu. Waktu itu saya memang ingin kembali ke kamu, tapi saya dipaksa untuk menikah oleh orang tua saya. Saya juga merasa bersalah sama kamu. Setiap hari saya selalu memikirkan kamu, memikirkan kesehatan kamu, anak yang kamu kandung!"

"Queen—"

"Jangan panggil saya dengan sebutan itu!" bengis Ratu seraya menunjuk Radit.

"Setiap hari saya menunggu Anda di depan kos saat kandungan saya sudah besar. Setiap hari saya berharap Anda kembali. Setiap hari saya mengingat janji Anda waktu itu! Tapi apa? Anda ingkari itu semua! Bahkan setelah saya melahirkan anak saya, saya mendapatkan kabar dari Wili kalau Anda menikah dan istri Anda sedang hamil besar!" seru Ratu dengan bibir yang bergetar menahan tangis. Masa lalu itu benar-benar menyakiti hatinya.

"Saya diusir, tidak lagi dianggap oleh orang tua saya sendiri dan itu gara-gara siapa? Anda! Hidup saya hancur saat itu dan dengan bodohnya saya masih terus menunggu. Tolong, jangan buat saya terus dihantui masa lalu itu. Jangan muncul lagi di hadapan keluarga saya. Jika Anda ingin mendengar kata terakhir dari saya, saya ucapkan bahwa Anda adalah seorang bajingan."

Kanvas RusakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang