Underground Jail

24 3 0
                                    



Sudah hampir ingin 1 minggu perempuan itu memenjarakan buronan tahanan terkenal. Ia juga sering mengunjungi penjara itu setiap 3 jam sehari. Ia mengantarkan makanan minuman dan basa basi padanya. Dallen sebelumnya tak pernah basa-basi pada tahanan, namun tahanan kali ini membuatnya sangat puas. Sayangnya ia hampir lupa dengan tugas yang merepotkannya. Yaitu Nyonya besar Ree jadi bahan pembicaraan dan publik menyerangnya dengan hujatan. Mereka ingin membuktikan apakah itu senjata benar-benar ada atau tidak. 


Jujur saja Dallen sangat tidak bersemangat mendapat tugas ini, karena itu urusan pribadi. Dan terlebih lagi ia juga tidak suka melihat wajah isi kediaman Ree. Lalu kakaknya tiba ke dalam ruang kerjanya. "Tolong diurusin ya?", ucap kakaknya. Karena pangkat kakaknya lebih tinggi walaupun hanya beda 1 pangkat saja, Dallen harus menurutinya. "Ini tugas paling konyol yang pernah ku dapatkan", gumam Dallen. Gumam'an itu terdengar sampai ketelinga kakak-nya. 


"Dallen, apa kau ingin membuat nama kita jatuh lagi?", ucap kakaknya sambil berhenti dibelakangnya. Dallen langsung diam di tempat. "Kalau ingin menembus semua kesalahan kita, bukankah kita perlu lebih kerja keras lagi, agar semua orang menghapus kesalahan masa lalu kita", ucapnya. Ia setuju pendapat kakaknya. Lain kali ia harus berhati-hati. Kini ia harus benar-benar menjalani tugasnya. 


Ia pergi saat jam 1 siang, tepat sesudah makan siang. Sekarang masih jam 11. Ia hari ini belum ke penjara bawah tanah. Dallen membawakan makanan dan minuman untuknya, Arthur. 


TOK TOK TOK...


"Kau lagi...", ucap ngeluh Arthur sambil kembali tiduran di kasur. 

"Ya ampun, kau harus terbiasa kedatangan ku ini. Kapan lagi bukan? Aku perhatian terhadap tahanan yang akan ditahan seumur hidup", sambil tersenyum. 

"Jangan berbicara dengan nada seperti perempuan, itu menjijikan!", 

"Eh? aku memang perempuan, dasar Ree bodoh", 

'Meskipun gw tau dia perempuan, tapi badannya seperti anak laki-laki dan sifat bahkan sikapnya terhadapk gw. Layak seperti segender', pikir Arthur. 


Arthur tak ingin banyak bicara dan ingin segera Dallen pergi dari pandangannya. Sayangnya Dallen setiap mengunjungi Arthur, ia bisa menghabiskan 2-3 jam disana. Entah topik apa yang membuatnya banyak berbicara kepada Arthur. "Huff..", laki-laki itu terlihat lemas dan dari tadi ia tidak fokus pandangannya. Walaupun ia terlihat enggan berbicara pada Dallen, kali ini benar-benar berbeda. "Ada apa? apa kau sakit?", tanya Dallen. Melihatnya sangat lemas, ia baru ingat membawakan makan siang untuknya.


"Ini makan siangnya",

"... Gw lagi ga mau makan. Gw emang benar-benar lagi fase mager", tiba-tiba bagian perut kanannya nyut-nyutan. Itu membuatnya semakin malas menanggapi pertanyaan Dallen tiap menit hingga detik. 

"Yah, aku bisa bermain dokter-dokteran. Kau ku didiagnosiskan terkena magh!!", ucapnya dengan semangat. Itu membuatnya teringat Ayla.

Choose! Fairly Together!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang