3. Rajendra galaxy

65.7K 4.7K 73
                                    

Ayo support author dengan cara vote dan komen 📍
(Instagram @selandromeda)

--

"Selamat ulang tahun sayang.."

Gadis cantik yang masih memakai seragam sekolah itu pun sontak terdiam.

Arbie menatap kedua orangtuanya dengan mata berkaca-kaca.

Sang ibu lantas mendekat, memberikan dekapan hangat kepada putri tercinta nya. "Kok nangis, udah tujuh belas tahun ini. Ga malu apa."ledek sang ibu.

"Mami..."rengek Arbie manja. Ia menghapus air mata nya."Aku kira, Mami sama Papi ga akan pulang, lupa sama hari ulang tahun aku."cemberut nya membuat kedua orang tua nya tertawa.

"Mana mungkin kami lupa sayang, se sibuk-sibuknya Papi bekerja. Untuk urusan hal sekecil apapun yang menyangkut kamu, kami pasti ingat."ujar sang ayah seraya menoel hidung mancung putri nya.

"Udah jangan sedih ah, ayo tiup lilin nya."sela sang ibu.

Arbie tersenyum haru. Ia mendekat ke arah kue yang di sodorkan sang ibu.

"Make a wish sayang."

Gadis itu memejamkan mata dan mulai berdoa. "Aku mau Mami sama Papi selalu di beri ke sehatan dan--"

DOR!

"ARGHHHH!!"

Suasana keluarga yang nampak normal itu seketika berbalik menjadi menegangkan.

Darah mulai bercucuran dari perut sang kepala keluarga.

"Papi!!"teriak Arbie histeris.

Tak lama beberapa orang dengan pakaian serba hitam masuk kedalam rumah mereka. Bodyguard yang berjaga bahkan sudah tergeletak tak bernyawa.

Tidak ada harapan bagi mereka untuk selamat. Keadaan semakin kacau saat Arbie di seret seperti binatang.

Jeritan sang ibu sangat pilu, tangis nya pecah saat melihat putri tercinta nya di siksa di depan mata nya sendiri.

"S-sakittt--sakit mi, t-tolong a-arbie.."

"IBLIS! KALIAN IBLIS!!"

SRAK!

"ARGHHHH!"

Orion mengangkat sebelah alisnya menatap balita yang begitu terusik dalam tidur nya.

"Hiks--mami, papi s-sakit..."

Pria itu mendekati ranjang, ia duduk di samping tubuh bocah itu.

"Hei bulat."ujar Orion seraya menepuk-nepuk pelan pipi balita yang nampak berisi itu.

Keringat bercucuran di dahi Arbie, membuat Orion sedikit panik. Ia hampir saja berteriak memanggil Samuel, namun ia urungkan ketika melihat empeng yang di titipkan oleh Rumi, maid yang ia tugaskan untuk mengurus balita ini.

Ia meraih benda itu dan tanpa pikir panjang memasukan nya ke dalam mulut Arbie.

Beberapa menit berlalu, dan berhasil. Bocah itu kembali tertidur pulas dengan mulut yang bergerak cepat menghisap empeng.

"Hah, kau benar-benar ya."gumam Orion pelan, ia mendekat dan mengecup puncak kepala Arbie.

"Apakah terjadi sesuatu dengan mami papi mu itu?"

"Atau bahkan mereka sudah mati?"

Orion bangkit beranjak untuk meninggalkan kamar. "Bagus lah."kekeh nya dengan aura suram yang setia mengikuti langkahnya.

RUBY ANDROMEDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang