Ayo support author dengan cara vote dan komen 📍
Absen dulu yang nunggu Ruby update 👉
Happy reading
---
Sejak kehadiran bocah bulat yang baru menginjak usia tiga tahun, mansion besar milik keluarga Lizeros yang terkenal mengerikan itu berubah seratus delapan puluh derajat.
Bangunan yang terkesan suram menjadi sedikit demi sedikit lebih berwarna, suara-suara ceria seringkali mengalun indah dari dalam sana.
Aroma menenangkan dari dalam menguar seakan-akan musim semi telah tiba.
Bocah itu lah penyebab nya, balita bulat yang mampu membuat seorang tiran kejam yang berpangkat sebagai ketua mafia menangis bahkan bertekuk lutut memuja putri bungsu nya.
Seorang pria yang bahkan tidak pernah sekalipun mempunyai belas kasihan bahkan meneteskan air mata ketika membantai keluarga nya sendiri. Pada usia nya yang masih belasan tahun itu, dia di juluki sebagai monster keturunan Lizeros.
Dia sang pemimpin puncak dunia gelap. Alejandro Orion Lizeros, pria yang sekarang menginjak usia 49 tahun itu tampak masih gagah dan juga kekar.
Rahang tegas dan pahatan wajah yang sempurna tidak banyak berubah walaupun sudah sepuluh tahun berlalu.
Tap! Tap! Tap!
Derap langkah kaki Orion membawa nya menuju sebuah kamar dengan pintu berwarna pastel.
Tampak sebuah tulisan menggantung di depan pintu. 'Babi di larang masuk'
Ceklek.
Orion mendorong pintu yang tampak tidak terkunci. Semerbak aroma melon segar menyapa indra penciuman pria itu di pagi hari.
Sudut bibir Orion terangkat. Di atas ranjang sana, seorang gadis kecil tampak masih bergelung nyaman di bawah selimut tebal.
Pria itu mendekat ke pinggir ranjang. Orion terdiam, ia menatap lekat wajah mungil dengan pipi yang tampak berisi disertai semburat merah alami.
"Ruby."suara rendah Orion terdengar seperti bisikan.
Tentu saja sang pemilik nama tidak terusik. Dengkuran halus masih terdengar dari balik bibir mungil yang tidak tertutup sempurna.
Orion terkekeh seraya duduk di pinggir ranjang.
"Hei."pria itu menoel hidung mungil putri bungsu nya yang masih tertidur.
"Ruby, kau sudah telat untuk berangkat sekolah."
Setelah mengucapkan itu, bulu mata lentik Ruby bergetar. Bibir nya melenguh dengan kedua tangan terangkat meregangkan otot nya.
Mata bulat menakjubkan itu terbuka sempurna. Ruby berkedip menatap visual Papa nya di pagi hari. Orion tampak sudah rapih dengan setelan jas kantor nya.
"Papa Orion."panggil Ruby serak.
Orion tersenyum kecil mendengar panggilan nama nya yang keluar dari mulut sang putri bungsu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUBY ANDROMEDA
Fantasy"Papa jelek." Itu dia, balita itu lah alasan nya. Alasan sang predator duduk tenang, dan menikmati celotehan tak jelas bocah mungil di pangkuan nya. "Perlu ku belikan kacamata, hm? Bahkan ketampanan ku bisa menghancurkan satu negara." "Jelek!" "Buta...