Ayo support author dengan cara vote dan komen 📍
AUTHOR=SHEY
(Instagram=ocean.desu)Happy reading
---
Jendra menuruni anak tangga dengan wajah segar. Seminggu berlalu sejak kejadian berdarah itu, weekend kali ini para anggota Red Hunter memutuskan untuk berkumpul di mansion utama Lizeros, sekaligus menjenguk Ruby.
Sampai di ruang tamu, dengan gerakan malas ia malah berbaring terlentang di sofa. Mata tajam nya bergerak melihat tv yang menampilkan mahluk kotak kuning di dalam laut.
Selang beberapa menit, mata itu kembali bergulir melirik Orion yang datang membawa Ruby di gendongan nya.
Jendra tetap diam dalam posisinya, Orion berjalan dan berhenti tepat di depan sang anak sulung.
Dengan wajah lempeng, pria super hot itu meletakan tubuh Ruby di atas dada Jendra. Dengan posisi tengkurap balita itu tanpa protes nemplok di atas Kakak nya.
Asal ada empeng, Ruby diam.
"Pagi bulat."sapa Jendra dengan suara berat.
"Eung.."Ruby tersenyum manis di balik empeng keramat nya.
Tank top berpita yang Ruby kenakan mulai di singkap. Punggung mungil dengan luka bakar itu tampak terlihat mengering.
001.
"Kode sialan."dingin Orion, mata nya memandang penuh permusuhan pada luka Ruby yang tercetak kode kosong kosong satu.
"Bagaimana jika bekas luka itu tidak menghilang?"pancing Jendra.
"Jangan berbicara omong kosong. Luka ini akan segera menghilang."Orion mengoleskan sebuah obat cream yang ia dapatkan dari dokter terhebat di organisasi nya.
Sesekali pria itu mengecek raut wajah Ruby. Balita itu masih anteng menatap layar televisi.
"Hei Ruby, apa yang kau rasakan?"
Ruby berkedip. Jendra lantas mencabut benda keramat dari mulut mungil adiknya.
"Dingin."singkat Ruby, setelah itu kembali merebut empeng nya dari sang Kakak.
Jendra terkekeh gemas. Sedangkan Orion menyelesaikan kegiatan nya, ia menurunkan pakaian Ruby dengan perlahan.
Sammuel masuk dengan tab di tangan nya. Seperti biasa pemuda itu selalu rapih dengan setelan jas nya.
Orion berdecak, sekretaris itu disiplin sekali. Ia masih ingin berlama-lama dengan Ruby di sini.
"Keberangkatan anda hari ini telah siap Tuan."ujar sang sekretaris muda.
Ruby yang tadi tengah asik menonton film Spongebob seketika berpaling menatap Orion. Ia melepehkan empeng nya hingga benda itu menggantung begitu saja di leher nya.
"Papa."
Orion menarik nafas melihat tatapan anak bungsu nya. "Papa ada pertemuan di Melbourne sebentar, hanya sebentar. Setelah itu papa akan segera pulang."tutur Orion.
Ruby bangkit dari atas dada Jendra. Balita itu bergerak dengan bibir mengerucut lucu. "Papa, pistol hadiah papa waktu itu hilang."rengek nya seraya menarik-narik kerah kemeja Orion.
Pria matang itu tersenyum."Baiklah, akan Papa bawa dan berikan senjata terbaik untuk mu."
Ruby tercengir dengan gigi susu yang nampak lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUBY ANDROMEDA
Fantasy"Papa jelek." Itu dia, balita itu lah alasan nya. Alasan sang predator duduk tenang, dan menikmati celotehan tak jelas bocah mungil di pangkuan nya. "Perlu ku belikan kacamata, hm? Bahkan ketampanan ku bisa menghancurkan satu negara." "Jelek!" "Buta...