34. Tawuran

54.5K 5.9K 798
                                    

Ayo support author dengan cara vote dan komen 📍

Yg nunggu notif bayik sini kumpul 👉

Happy reading

---

"Anak itu berlatih di bawah pengawasan komandan Greg. Ia di tempat kan di barak pelatihan grade A." Sammuel, pemuda tampan itu berbicara setelah menatap layar tab nya.

Di depan nya ada Orion yang fokus menandatangani berkas-berkas kontrak kerja proyek besar milik Lizeros.

"Chavash Milan telah menumbangkan hampir seluruh anggota tingkat c."lanjut Sammuel seraya meringis ngeri.

Sudut bibir Orion terangkat. Ia terkekeh kecil.

"Berapa kira-kira umur nya?"tanya Orion tanpa mengalihkan tatapan nya pada berkas.

Sammuel mengetuk dagu nya sejenak."Sekitar lima sampai enam tahun."jawab nya.

"Biarkan Greg mengurus monster kecil itu."

"Sampai kapan?"

Pria tampan itu menutup berkas yang ada di depan nya. Orion mendongak menatap lurus sang sekretaris.

"Sampai dia mengerti akan posisi nya."suara Orion menjadi rendah."Sekuat apapun diri nya, setinggi apapun posisi nya di masa depan, dia hanya akan menjadi seorang budak."

"Budak?"bertahun-tahun hidup berdampingan bersama Orion, pemuda tampan yang menjabat sebagai sekretaris itu masih tak mengerti jalan pikiran tuan besar nya yang misterius.

Orion bangkit dan berjalan menuju kaca besar jendela ruangan kerja nya.

"Dia hanya akan menjadi budak Ruby. Kekuatan dan kekuasaan tidak akan membuat nya setingkat di atas putri ku, ia akan tetap di bawah belas kasihan Ruby Andromeda Lizeros."

Sammuel tertegun, sesuatu yang terucap dari bibir Orion entah mengapa selalu tepat dan akurat. Sammuel tidak berlebihan mendeskripsikan sang Tuan besar nya.

Kita lihat saja, itu pasti akan terjadi. Pasti!

"Katakan pada Greg, jangan pernah memberikan keringanan pada anak itu."

Sammuel ikut bangkit dan mengangguk tegas. "Aku akan menyampaikan nya pada komandan kastil."

Orion memasukkan kedua tangan nya kedalam saku celana. "Di mana Ruby sekarang."

"Nona muda tengah berada di taman bersama Tuan Jendra dan teman-teman nya."jawab Sammuel.

Orion mengangguk singkat.

---

Puk!

"Oi Kalingga!"teriak Jayden saat sebuah slime mendarat di pelipis nya. Itu adalah ulah Kalingga yang melempar slime seraya beraliran kesana kemari bersama Ruby.

Teman-teman nya tertawa.

"Bagaimana bisa ia melempar kan slime tepat di wajah ku."dengus nya. Ia meraba jidat nya sejenak.

"Dia tahu wajah mana yang cocok untuk di jadikan target."celetuk Sean masih dengan tawa nya.

Cael hanya menggelengkan kepala, sedangkan Rajendra terus menatap lekat pergerakan Ruby yang asik dengan dunia nya.

Ke empat sosok remaja tampan itu sukses menjadi pusat perhatian ibu-ibu yang menemani anak mereka di taman.

Hanya menggunakan alas karpet, mereka semua berjejer duduk di pinggir taman. Sebuah minuman kaleng soda tersedia di depan mereka, tak lupa camilan dan juga strawberry milik si tampan Jayden.

RUBY ANDROMEDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang