42. Anjing

40.6K 6.9K 1.3K
                                    

Ayo support author dengan cara vote dan komen 📍

Absen dulu ihhhh onty Ruby harus ketahuan kalo nongol disini👉

Happy reading

---

Ruby menatap kedua kaki nya yang tidak menyentuh tanah. Tubuh bulat itu melayang di angkat oleh seseorang.

Ruby berkedip melihat Daegal yang menatap lekat tepat ke arah kedua mata bulat nya.

"Benar-benar menakjubkan, mata ini sangat cocok untuk Cassie."gumam Daegal kagum.

Mendengar ucapan Daegal sontak membuat Ruby ingin muntah. Dengan sekali angkat, Ruby dapat langsung melayang kan sepatu merek Dior itu tepat di wajah Daegal.

Bugh!

Daegal tersentak. Mata nya melebar melihat aksi berani bocah yang berada di genggaman tangan nya.

"Sial--"umpatan Daegal terpotong saat menyadari ada keberadaan Cassie di sini. Ia tidak boleh berbicara kasar di depan putri tercintanya.

"Paman, turunkan adik ku."Isa berdiri seraya menodongkan pedang mainan nya.

Daegal terkekeh. "Aku ingin meminjam nya sebentar."

Isa memasang wajah galak. "Tidak boleh!"

Tak memperdulikan ucapan bocah laki-laki di depan nya, Daegal justru berjongkok di samping Cassie. "Nak, kembali ke kelas mu sekarang ya, Daddy akan menghukum anak yang telah menggangu mu ini."bisik Daegal.

Cassie mengangguk dan tersenyum cerah. "Siap Daddy!"bocah itu dengan riang melakukan gerakan hormat.

Daegal terkekeh melihat tingkah lucu putri nya.

"Rasakan kau!"ejek Cassie pada Ruby yang tengah menyedot botol susu nya. Dekat dengan Daegal membuat balita itu kepanasan, aura gersang dan banyak dosa memang menyusahkan ya.

Isa mendengus dan berlari kecil menghampiri Kalingga yang tengah berada di balik pohon.

"Apa yang kau lakukan?"tanya Isa menatap bingung teman nya yang tengah memegang ponsel.

"Menelpon Kakak."jawab Kalingga. Di layar ponsel lipat bocah itu tertera nama 'Kakak Cael'.

Sambungan telpon tersambung. Detik itu juga, kedua bocah laki-laki itu saling cerocos mengadu pada Cael.

Kembali pada Ruby yang di bawa Daegal sedikit menjauh. Balita itu tampak tenang walaupun tadi sempat menendang wajah Daegal.

Hari gini takut? Aduh malu sama roti sobek di perut Ruby.

Ekhm.

Ruby mundur kebelakang saat tiba-tiba Daegal berjongkok di depan nya.

"Nak."

Ruby merinding mendengar suara lembut Daegal.

"Kau mengenalku?"tanya Daegal.

Ruby mengangguk. "Kau, olang tua dali si kelempeng kan?"jawab Ruby seraya mengedipkan mata polos.

Daegal mengangguk seraya tersenyum paksa.

"Siapa nama mu?"

Ruby menatap pria di depan nya aneh. "Kau tinggal di mana sampai tidak mengetahui identitas anak bungsu Lizelos?"

Daegal memasang wajah kaget. "Jadi kau putri dari Orion?"

Balita itu mengangguk kan kepala nya. Pria ini ingin bermain-main rupa nya. Baiklah Ruby imbangi.

RUBY ANDROMEDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang