49. Perasaan buruk

38.5K 7.3K 2.5K
                                    

Ayo support author dengan cara vote dan komen

Absen dulu yang nunggu notif si rubyyyyy 👉

Happy reading

---

"Kemari, cepat."

Sambungan telpon di putus sepihak oleh Orion. Pria tampan itu terdiam seraya mengetukkan jari nya di atas dashboard mobil.

Di samping nya, sosok gadis mungil tampak asik mengunyah buah persik.

Pagi ini Orion mengantar kan nya langsung ke sekolah tanpa supir. Namun belum sampai ke area sekolah, mobil mewah yang Orion kendarai berhenti di pinggir jalan.

"Papa."panggil Ruby.

Orion menoleh cepat. Pria itu menatap lekat sosok gadis kecil dengan wajah menggemaskan serta pipi yang tampak merona alami.

"Apakah terjadi sesuatu?"tanya Ruby.

Orion menggeleng, badan pria itu sedikit condong ke arah Ruby. "Bagaimana luka mu?"lirih Orion seraya melirik lutut Ruby yang terdapat bekas goresan.

"Sudah sembuh, Bi Rumi sudah mengobati nya."jawab Ruby ringan. Luka nya sudah kering, sudah beberapa hari ini, pengasuh nya selalu memberikan perawatan untuk menyembuhkan luka itu.

Tiba-tiba tangan Orion menepuk lembut kepala gadis itu. "Setelah menginjak sekolah smp, kau jarang bermain dengan Papa, Ruby."

"Papa Ori sibuk."jawab Ruby cepat. Ia tidak mau di salahkan begitu saja, hei jadwal Orion semakin hari semakin padat tau!

Orion terkekeh. "Kemari, peluk Papa."

Ruby menatap Orion aneh, namun dengan segera tubuh mungil itu menubruk dada bidang sang Papa.

"Bagaimana bisa kau tumbuh secepat ini hm?"serak Orion.

Ruby tertawa."Papa memberi Ruby makan setiap hari, susu, vitamin juga uang saku yang banyak!"

Orion terkekeh dan mengecup singkat puncak kepala putri bungsu nya. "Aku menyayangimu."

"Ruby lebih menyayangi Papa."sahut Ruby seraya memeluk tubuh Orion erat.

Tak lama, suara klakson mobil terdengar. Sebuah mobil sport tiba-tiba menyalip dan berhenti di depan mobil Orion.

Sosok pemuda dengan kedua lengan yang di penuhi ukiran tato tampak muncul.

"Kak Jendra."gumam Ruby. Gadis kecil itu lantas mendongak menatap sang Papa.

Orion tersenyum. "Maaf, Papa tidak bisa mengantarkan mu ke sekolah hari ini, Ruby."

Ruby berkedip. "Kenapa? Apakah ada meeting mendadak."

Orion mengangguk.

Ruby mengangguk paham dan segera pamit keluar, tak lupa gadis imut itu meninggal kan satu kecupan di pipi sang Papa.

Ruby lantas segera keluar menghampiri Kakak nya yang tengah bersandar di body mobil.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RUBY ANDROMEDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang