41. Sekolah

37.7K 5.9K 846
                                    

Ayo support author dengan cara vote dan komen 📍

Absen dulu ontyyy nya Luby👉

Happy reading

---

"Kemari."

Ruby yang asik tengkurap di atas karpet berbulu itu seketika menegakkan tubuh nya. Pintu mansion terbuka menampilkan sosok Jendra yang masih memakai seragam sekolah lengkap.

"Apa?"Ruby bangkit dan menghampiri sang Kak.

"Untuk mu."singkat Jendra seraya mengangkat kepalan tangan nya.

Mendengar ucapan itu, kaki dengan lemak bayi Ruby langsung berlari, bocah cebol itu tampak menggemaskan dengan dua kuncir rambut yang bergerak seiring langkah kaki nya.

Berkilau! Ruby suka yang berkilau!

Sampai di lutut Jendra, Ruby dengan segera mendongak. "Mana?"pinta Ruby seraya mengerjap kan kedua mata bulat nya lucu.

Dengan wajah datar, Jendra meletakkan sesuatu di tangan kecil Ruby.

Balita itu berkedip. Sebuah jepitan bentuk telur mata sapi. Ruby menatap jepitan itu dengan teliti, siapa tahu ada satu berlian yang menjadi hiasan nya kan.

Satu menit.

Dua menit.

Nihil, Ruby tidak menemukan nya.

"Aku memungut nya di jalan tadi."

Jeder!

Jendra sialan!

Jendra berjalan begitu saja mendahului Ruby yang tengah ngedumel.

Dengan kaki pendek di hentak-hentakan Ruby segera menyusul langkah Kaki Jendra.

"Kakakkkk!"rengek balita itu gemas.

Jendra tampak menjatuhkan diri di atas karpet bulu pink tempat Ruby bermain.

"Hm?"gumam remaja itu.

Sampai di samping Jendra Ruby segera menghentakkan kembali kaki nya. Gemerincing suara gelang kaki berhias batu permata itu terdengar.

Jen! Liat Jen! Berikan aku berlian seperti ini!!!

"Ada apa? Kaki mu kram?"tanya Jendra dengan malas.

"Kakakk!"Ruby berteriak tepat di samping telinga sang Kakak.

Jendra meringis dan segera menarik tubuh bulat itu ke pelukan nya. "Berani berteriak kepada ku sekarang ya?"

Ruby berontak, tubuh Jendra itu berkeringat.

"Kakak bau matahali ihh!"kesal Ruby.

Jendra mendengus. Ia merampas jepitan tadi dan memasang kan di dekat kunciran Ruby.

"Jamur mu bertelur."Jendra terkekeh geli.

Sedangkan Ruby melirik aneh remaja itu. Apasih, Jendra tidak jelas sekali!

"Kakak.."panggil Ruby, posisi balita itu duduk di atas perut Jendra yang masih berbaring di atas karpet.

"Apa?"

"Kakak bolos?"Ruby melirik jam yang ada dinding. Kalian tahu? Ini baru pukul 10 pagi!!!!!

"Bagiamana kau mengetahui istilah itu?"takjub Jendra.

Ruby reflek melempar tali empeng nya. "Luby kan pintal."

Jendra mendengus seraya menoyor jidat Ruby hingga balita itu terjengkang ke belakang. "Kakakk!"teriak Ruby tak terima.

RUBY ANDROMEDATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang