Ayo support author dengan cara vote dan komen 📍
(Instagram : @selandromeda)-Happy Reading-
Rapat para petinggi sekolah dan beberapa donatur berjalan lancar, sangat lancar hingga mereka merasa ada yang aneh.
Semua itu tak lain karena mereka satu ruangan dengan Alejandro Orion, sang pemilik sekolah sekaligus donatur utama angkasa internasional school.
Bukan kah aneh jika mereka bisa mengutarakan pendapat dengan lancar tanpa ada gangguan, karena biasa nya untuk bernafas saja mereka seakan tercekik oleh aura suram milik Alejandro.
Apa yang sebenarnya terjadi?
"Papa jelek."
Itu dia, balita itu lah alasan nya. Alasan sang predator duduk tenang, dan menikmati celotehan tak jelas bocah mungil di pangkuan nya.
"Perlu ku belikan kacamata, hm? Bahkan ketampanan ku bisa menghancurkan satu negara."
"Jelek!"
"Buta!"
"Jelek!"
"Buta!"
"Lebih tampan Kak Jendla, wlee..."
"Apa kau bilang!"
Sebentar. Apakah itu percakapan normal bagi ayah dan anak?
Andreas, seorang pria paruh baya yang menjabat sebagai kepala sekolah terlihat meringis. Orion memang sosok yang angkuh dan tidak bahkan mustahil untuk mau mengalah.
Dan dirinya tercengang saat tahu sifat itu juga berlaku pada sosok balita. Orion benar-benar.
Ia menghela nafas, "Ekhm..."
Perdebatan antara sepasang manusia berbeda usia itu seketika berhenti.
Orion mengangkat satu alisnya, ia menatap datar Andreas.
"T-tuan ada sesuatu yang ingin saya bahas bersama anda."sedikit gugup mendapati tatapan tajam Orion, akhirnya pria itu berhasil menyampaikan tujuan nya.
Orion berdehem singkat. Setelah itu ia bangkit dan memberi tubuh mungil Ruby ke Sammuel. Ia berdecak singkat saat melihat jam mewah yang melingkar di pergelangan tangan kekar nya.
"Beri dia makan."titah nya pada sang sekertaris.
Sam mengangguk paham, setelah itu berbalik meninggalkan ruangan. Ruby menyembul di sela leher Sam, ia menjulur kan lidahnya meledek Orion.
"Jelek."ujar Ruby tanpa suara.
Orion yang menyadari tingkah konyol putri nya hanya mendengus singkat. Mata tajam menatap sengit Ruby seakan berkata 'awas kau'.
Setelah kepergian Sam dan Ruby ruangan mendadak suram, aura santai tadi lenyap begitu saja. Andreas bahkan menyesal membiarkan balita itu keluar, ia mengerti sekarang, ketenangan yang sejak tadi tercipta itu terjadi karena sisi gelap Orion di tekan oleh sisi terang bocah kecil yang berada di dekat sang predator.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUBY ANDROMEDA
Fantasy"Papa jelek." Itu dia, balita itu lah alasan nya. Alasan sang predator duduk tenang, dan menikmati celotehan tak jelas bocah mungil di pangkuan nya. "Perlu ku belikan kacamata, hm? Bahkan ketampanan ku bisa menghancurkan satu negara." "Jelek!" "Buta...