Ayo support author dengan cara vote dan komen 📍
Sini ngumpul yang nungguin notif dari bayikkk--->
Instagram: ocean.desu
Happy reading
----
"Ambil kanan."Ctak.
Dor!
Orion tersenyum miring. Ia terus mengemudikan mobil nya dengan kecepatan di atas rata-rata.
"Pa..."
"Jangan khawatir, ada Papa di sini."tenang Orion seraya menepuk-nepuk kepala Ruby.
Balita itu mencoba menetralkan detak jantung nya yang berdetak cepat.
Jari gemuk nya masih menggenggam pistol milik Orion. Sejak tadi, jari kecil nya lah yang melepaskan tembakan berkat arahan Papa nya.
"Sekali lagi. Setelah itu selesai."
"Eung!"
Kaca mobil kembali Orion buka, ia berdecak saat serangan bertubi-tubi terus menghujam ke arah mobil nya.
Telapak tangan Orion kembali menuntun tangan mungil Ruby. Mata bulat Ruby berkilau setitik warna merah, bocah itu menatap lurus musuh di depan nya dengan tatapan datar.
"Berikan kesan baik sebagai penutup akhir permainan ini, Ruby."bisik Orion tersenyum lebar.
Darah nya berdesir merasakan aura Ruby yang semakin hari semakin kuat, bocah itu seakan-akan menghisap energi Orion dan menduplikat nya.
"Lepaskan sekarang!"
Dor!
Peluru itu tepat mengenai ban mobil di depan nya, sontak saja laju mobil itu menjadi tidak beraturan dan berakhir menabrak pembatas jalan.
Ckit!
Brak!
Ruby melepehkan empeng nya, dengan bahu melemas ia mendongak menatap Orion.
Satu kecupan mendarat di hidung mungil Ruby.
"Anak Papa sungguh luar biasa."puji Orion.
Pria itu lantas melambat kan laju mobil nya. Ia mengkode bodyguard yang sejak tadi mengikuti Orion dari belakang.
"Lakukan seperti biasa."perintah nya.
"Baik Tuan!"
Para bawahan Orion segera menyergap para penyerang itu. Ruby hampir menengok kala suara jeritan terdengar keras, namun Orion segera menahan nya.
Genggaman Ruby pada pistol milik Orion terlepas, benda itu di buang begitu saja oleh sang balita.
Sang Papa terkekeh, ia dengan lembut membawa telapak tangan Ruby yang cukup memerah itu ke depan mulut nya.
Ia berikan kecupan berkali-kali di sana.
"Papa Oliyon..."
"Hm?"
"Bagaimana dengan tembakan Luby?"bocah itu memilih berbalik di dalam seat belt dan menghadap Orion sepenuh nya.
"Bagus, bagiamana bisa kau mengendalikan arah peluru dengan sempurna, siapa yang mengajari mu hm? Ah bukan kah si tampan Orion?"nada pria itu entah mengapa terdengar seperti meledek.
"Papa..."rengek Ruby membuat Orion tertawa.
"Itu cukup baik. Lain kali kita akan bermain lagi."ujar Orion, kali ini wajah pria itu tampak serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUBY ANDROMEDA
Fantasy"Papa jelek." Itu dia, balita itu lah alasan nya. Alasan sang predator duduk tenang, dan menikmati celotehan tak jelas bocah mungil di pangkuan nya. "Perlu ku belikan kacamata, hm? Bahkan ketampanan ku bisa menghancurkan satu negara." "Jelek!" "Buta...