Ayo support author dengan cara vote dan komen 📍
Instagram: ocean.desu
Absen yang nunggu bayi konglomerat up👉😚
Happy reading
-----
"Aku tidak mungkin membiarkan kotoran masuk ke pesta ku Rajendra."
Jendra menghembus kan asap nikotin yang ia hisap. Mata tajam nya menatap Orion yang tengah tersenyum congkak di single sofa.
"Tanpa kau undang pun, kuman-kuman itu akan datang."malas Jendra.
"Casugraha? Aku bahkan tidak tau dimana letak kekayaan mereka. Apanya yang produsen narkoba terbesar, bahkan obat ilegal buatan apoteker amatir bawahan ku lebih laku di pasaran."cerca Orion.
Pria matang itu sedari tadi asik mencerca status nama marga Casugraha yang terlihat di daftar konglomerat paling berpengaruh di wilayah ini.
Cih.
Jendra sejak tadi menyimak dengan tatapan malas. Yah, bagi nya Casugraha dan Lizeros bagai langit dan bumi.
Tidak ada yang perlu di takut kan, sudah jelas Lizeros di atas segalanya.
"Jadi?"Jendra hanya ingin mendengar inti percakapan ini, tapi Papa nya itu berbicara kemana-mana.
"Biarkan mereka bergerak sesuai rencana."datar Orion.
Jendra tersenyum miring dan bangkit.
"Yah, aku penasaran bagaimana cara tikus got bermain."sahut Jendra dengan senyum mengerikan.
Orion mengetukkan jari nya di atas meja. Mata tajam nya melirik sebuah pigura foto yang lumayan berukuran besar di ruangan itu.
Di dalam sana hanya ada satu sosok balita yang tengah tersenyum dengan tangan memegang buah persik.
"Mata itu terlalu indah untuk di nikmati semua orang. Tidak ada yang pantas memiliki nya, kecuali Ruby itu sendiri."gumam Orion.
Jendra menarik sudut bibir nya, tanpa sepatah kata ia lantas melenggang pergi dari ruangan itu.
---
Jendra dengan santai melempar potongan buah persik ke bokong Ruby.
"Apa yang kau lakukan?"tanya Jendra santai.
Ruby mendengus melihat kelakuan ajaib Kakak nya. Balita itu melengos dan kembali pada aktivitas nya.
Jendra berdecak merasa di abaikan. "Hei."panggil nya.
"Lagi push up!"ketus balita itu.
Jendra menahan diri untuk tidak tertawa. Remaja itu bangkit dan bergerak menuju adik nya yang berada di atas matras. Ia berbaring di samping Ruby yang katanya lagi push up itu.
"Kenapa?"tanya Jendra lagi.
Ruby menatap Jendra kesal. Kakaknya ini ganggu acara olahraga nya saja.
"Apanya yang kenapa..."hari ini Ruby terlihat lebih sensi.
Jendra mengerut kan alis tebal nya, dengan wajah datar remaja itu menoel lengan kecil berlemak Ruby.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUBY ANDROMEDA
Fantasy"Papa jelek." Itu dia, balita itu lah alasan nya. Alasan sang predator duduk tenang, dan menikmati celotehan tak jelas bocah mungil di pangkuan nya. "Perlu ku belikan kacamata, hm? Bahkan ketampanan ku bisa menghancurkan satu negara." "Jelek!" "Buta...