Ayo support cerita author dengan cara vote dan komen.
Happy reading 📍
---
Lizeros. Sebentar, sepertinya Ruby mengingat sesuatu. Di kehidupan pertamanya sebagai Arbie, ia ingat cerita tentang kebengisan salah satu keluarga konglomerat paling berpengaruh di negara mereka.
Ya, Lizeros.
Ia baru mengerti jika jiwa nya berpindah ke raga berbeda, namun latar tempat dan waktu masih sama.
Dari banyak nya kasus kebengisan keluarga Lizeros, yang paling terkenal adalah kasus pembantaian seluruh keluarga itu. Dan yang paling mengejutkan adalah sang pelaku adalah putra bungsu keluarga Lizeros sendiri.
Arbie mengetahui cerita itu saat dirinya waktu SMA, karena berhembus kabar jika donatur utama di sekolah nya dulu adalah pria dengan marga Lizeros.
Karena penasaran teman-teman nya ikut mencari tahu kebenaran isu itu termasuk Arbie sendiri.
Semua di mulai ketika salah satu situs portal berita mengunggah sebuah cuitan yang berisi tentang kasus pembunuhan itu.
Karena tidak mau termakan hoax, mereka semua mengabaikan cuitan orang iseng tersebut sampai suatu ketika sang pelaku sendiri lah yang membenarkan berita itu.
Orion Alejandro Lizeros. Ya, pria itu yang mengkonfirmasi fakta tersebut.
Pria itu. Papa nya sekarang.
"Ruby."
Orion bersedekap dada, ia memandang punggung mungil yang ada di depan nya.
Balita dengan rambut kuncir dua itu tengah terdiam dengan pandangan kosong. Di depan nya ada sebuah kaca tebal sebagai penghalang arena latihan.
Ruby tersadar, ia mengucek mata bulat nya. Benar kan dugaan nya, ia merasa familiar dengan marga keluarga ini.
"Kehidupan ini sepelti mimpi."gumam Ruby pelan. Ketika ia berbalik, betapa terkejutnya saat ia menemukan Orion dengan wajah tegas dan datar nya.
"P-papa?"
"Apa yang kamu lakukan di sini, hm?"Orion maju membuat Ruby reflek mundur.
"Lihat p-paman."tunjuk Ruby pada beberapa bodyguard yang tengah latihan.
Wajah Ruby mendadak pucat dan Orion menyadari itu. "Takut pada ku?"tanya nya seraya tersenyum miring.
"H-nggg..."
"Bukan kah sudah terlambat untuk lari dari ku."
Hap.
Dengan sekali gerakan, tubuh mungil itu berada di gendongan nya.
D-dia pembunuh itu.
"Hiks..."
Orion menaikan sebelah alis nya, "Ada apa, kamu sakit?"
Ruby mencoba menerima kenyataan ini. Jika kalian tanya apakah dia takut pada Orion? Jawaban nya adalah iya.
Tapi orang yang di takuti nya sekarang adalah orang yang menyelamatkan nya.
Pria itu mencoba menenangkan balita yang sudah ia anggap seperti anak nya sendiri.
"Apa, apa yang terjadi Ruby."gumam Orion cemas.
"Kau takut jika aku marah karena kamu tiba-tiba menghilang, hm?"
"Aku menemukan mu di sini, jadi untuk apa aku marah."
"Berhenti lah menangis, mata mu akan bengkak."
"Ruby, jangan takut pada papa."ucapan terakhir Orion membuat tekad Ruby semakin bulat.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUBY ANDROMEDA
Fantasy"Papa jelek." Itu dia, balita itu lah alasan nya. Alasan sang predator duduk tenang, dan menikmati celotehan tak jelas bocah mungil di pangkuan nya. "Perlu ku belikan kacamata, hm? Bahkan ketampanan ku bisa menghancurkan satu negara." "Jelek!" "Buta...