Ayo support author dengan cara vote dan komen 📍
(Instagram @selandromeda)--
Lagi-lagi Ruby terbangun dengan empeng di mulut nya. Balita itu menghela nafas, matanya berkedip-kedip menatap plafon kamar yang terhias gambar kupu-kupu. Itu adalah ide dari pengasuh nya saat merenovasi kamar ini.
Hah, selera nya benar-benar bocah!
Ia bangkit bergerak ke pinggir ranjang, setelah itu membalikan tubuhnya dan turun dengan cara merosot kan badan gembul nya itu.
Seperti nya Ruby sudah nyaman, sampai-sampai empeng itu masih ada di mulut mungil nya.
Bergerak. Bergerak. Tubuh mungil itu mulai menarik pintu kamar yang besarnya tidak masuk akal.
Setelah berhasil keluar, ia segera turun ke lantai satu, berniat mengecek keadaan pengasuh nya yang sejak kemarin sakit.
Sampai di lantai dasar, ia dapat melihat Rumi tengah sibuk menyiapkan sarapan. Ah, syukurlah sang pengasuh sudah sembuh.
Ruby entah mengapa merasa lega, karena dengan kesembuhan Rumi kejadian Orion yang memandikan nya dan berakhir mandi bersama tidak akan terulang lagi.
Jangan penasaran dengan apa yang ia lihat, tolong jangan tanya pada bocah dengan jiwa dewasa ini.
Pokoknya jangan tanya Ruby!!!
Lihat lah, pipi balita itu merona dengan sendiri nya. Ruby menepuk pipi nya pelan setelah itu menggeleng ribut.
Tingkah nya yang lucu itu tak lepas dari mata para maid dan bodyguard. Bocah itu terlihat mengoceh dengan bahasanya yang terkadang tak mereka mengerti, apalagi pelafalan huruf 'R' yang terdengar tidak jelas keluar dari mulut nya.
"Ah nonaaaa lucunya><!!"
Ruby berkedip. Ia melihat sekeliling yang ternyata tengah menatap ke arah nya. Sebenarnya malu, tapi mari pura-pura tidak tahu.
Kaki yang di hiasi kaos kaki berwarna biru itu kembali melangkah. Dalam keadaan berantakan sehabis bangun tidur, balita itu sudah lincah kesana kemari.
Hey, tubuh balita memang luar biasa.
Samuel tersenyum kecil. Ia yang baru saja datang setelah mengecek salah satu mobil yang akan di gunakan hari ini di sambut dengan pemandangan sepasang mata bulat yang nampak tidak berkedip.
Ya, Ruby tengah melamun seraya menatap empeng nya yang menggantung di dekat leher, ia baru sadar jika benda itu terdapat tali dan menjepit baju di atas pundak nya.
"Halo nona kecil."sapa Samuel ramah.
Ruby yang tersadar segera mendongak. "Paman!"
"Sedang apa disini, juga dimana alas kaki nona?"
"Engg..eh luby gatauu."jawab nya seraya tercengir lebar.
Samuel terkekeh, ah pipi bulat itu merona di pagi hari.
"Bermain sendiri?"
"Hung!"
"Mau ikut paman?"
Belum sempat Ruby menjawab, tubuh nya sudah lebih dulu terangkat di gendongan Samuel.
Pasrah dan hanya mengangguk, balita itu mengalungkan tangannya ke leher sekertaris Orion.
Samuel ternyata membawa nya berkeliling di dalam garasi. Raut wajah takjub Ruby tak bisa di sembunyikan, mulut mungil nya bahkan tidak tertutup rapat.
"Waoo!"
"Ini punya Papa Oliyon?"celetuk balita itu.
Samuel mengangguk semangat. "Benar, dan beberapa di ujung sana milik tuan muda Rajendra."
KAMU SEDANG MEMBACA
RUBY ANDROMEDA
Fantasy"Papa jelek." Itu dia, balita itu lah alasan nya. Alasan sang predator duduk tenang, dan menikmati celotehan tak jelas bocah mungil di pangkuan nya. "Perlu ku belikan kacamata, hm? Bahkan ketampanan ku bisa menghancurkan satu negara." "Jelek!" "Buta...